Berebut Sebut: Puisi Zainul Dzakwan Arabi

Silam ditinggal, akhirnya

Kian akrab kau disebut kamu jadi tegang garis-garis rahang lembut lidah ling lung menjilat suara semacam berbahasa seragam peribahasa tapi lupa ibunya dan tebal bulu-bulu mata tapi keras kelopaknya sebuti kami bagian ini mereka bagian itu sama saja seakan tanda tanya berseru lurus, lupa ayahnya

Dipikir-pikir akan berebut sebut

Nanti tidak beranak lagi tahu, tidak lagi dibesarkan mau sampai lupa bahwa aku sudah pergi satu langkah dari dua langkahnya kita hampir serupa, sebut saja dia

Pada mulanya

25 April 2024

Comments (0)
Add Comment