Pembacaan Naskah “Awang Mencari Cik Semah”: Catatan Bambang Kariyawan Ys.

Seni pertunjukan teater akan apik ditampilkan di atas panggung, berangkat dari naskah yang apik pula. Naskah teater “Awang Mencari Cik Semah” garapan Nena Padmah dari Teater Taksu Pekanbaru menggambarkan perjalanan Awang dalam pencarian Cik Semah, seorang pengobat tradisional, yang menjadi simbol harapan bagi anaknya, Embun, yang sedang sakit.

Tema utama dari naskah ini adalah pencarian identitas dan pemulihan yang bermuara pada isu lingkungan dan perubahan tradisi. Awang berkelana untuk mencari Cik Semah tidak hanya untuk menyembuhkan anaknya tetapi juga untuk menemukan kembali tradisi pengobatan yang hilang dalam masyarakat modern yang lebih percaya pada pengobatan konvensional. Hal ini mencerminkan konflik antara tradisi dan modernitas, di mana nilai-nilai lama mulai pudar di tengah perkembangan zaman.

Tokoh utama Awang yang digambarkan sebagai sosok yang penuh rasa tanggung jawab dan cinta kepada anaknya. Ia berjuang melawan ketidakpastian dan kesedihan saat mencari Cik Semah. Raja mewakili otoritas dan kebijaksanaan, Raja berperan sebagai pengamat yang memberikan komentar tentang keadaan masyarakat dan perjalanan Awang. Dialognya seringkali mengandung filosofi yang mendalam. Cik Semah, meskipun tidak muncul secara langsung, keberadaannya sangat penting dalam narasi. Ia menjadi lambang harapan dan tradisi yang hilang.

Naskah ini mengikuti struktur naratif yang sederhana namun efektif:
1. Memperkenalkan karakter dan situasi awal di mana Awang merasa cemas karena kondisi anaknya.
2. Pencarian Awang akan Cik Semah menjadi inti dari cerita. Dialog antara Awang dan Raja menunjukkan kerumitan situasi yang dihadapi.
3. Ketegangan meningkat saat Awang menyadari bahwa pencariannya tidak hanya tentang menemukan Cik Semah tetapi juga mempertanyakan nilai-nilai tradisional dalam masyarakat.
4. Naskah ditutup dengan refleksi tentang keadaan masyarakat dan harapan akan pemulihan tradisi.

Bahasa dalam naskah ini kaya akan simbolisme dan metafora, menciptakan suasana yang mendalam. Penggunaan dialek Melayu menambah keaslian dan kedalaman budaya. Misalnya, frasa “jalan selalu cek we” dengan beberapa kali pengulangan menambah identitas naskah ini.

Naskah “Awang Mencari Cik Semah” bukan hanya sebuah cerita tentang pencarian fisik, tetapi juga perjalanan emosional yang menggugah pemikiran tentang nilai-nilai tradisional dalam dunia modern. Dengan karakter yang kuat, tema yang relevan, dan penggunaan bahasa yang indah, naskah ini berhasil menyampaikan pesan penting tentang pentingnya menjaga warisan budaya di tengah perubahan waktu.

Comments (0)
Add Comment