Pergi yang bersanding dengan pulang sedangkan orang-orang berlalu-lalang
Tertuju yang searah, tetapi berpaku resah dan gelisah
Khawatir berganda-ganda terbalut oleh canda
Bagai tak berguna dan diam tiada makna
Bermenung-menung mata dibalik tuturan banyak kata
Perlahan-lahan hanyut dalam pikir yang tak pasti, namun yang pasti ada pikir yang bergelut hingga berdenyut
Senda gurau tutupi tikaman kecil bagai tikaman dari tumpulnya sebuah pisau kerdil
Langkahnya kesana-kemari, namun dalam benak dan pandangnya lengang sendiri
Bermalam-malam keriuhan badai sesampainya ia berderai tak juga risau terlerai
Tersapa lembut sinar pagi sesaimpainya berterik siang bolong pun tak juga selesai
Bersambut kembali dengan malam, tetapi kali ini malam turut bersepi suasana tersebab risau tetap enggan ia usai
Benarkah perangai itu telah lama tersemai?
Ia telah menjadi satu bagian dari hati menuju akal
Yang sebenarnya berakar, namun tak kunjung bertemu pangkal
Ia telah menjadi satu bagian dari akal menuju hati
Yang akan menjalar lama berhari-hari hingga berujung pada sebuah mati
Pekanbaru, 13 Mei 2024