Meneguk Cahaya: Puisi iesti KM

88

Saat pintu dan jendela dibuka, derit memanggil wajah-wajah cerah
Dersik angin bermain di ruang terang
merasuk dalam dasar angan.
Kami menanti seraut wajah serupa cuaca yang rupawan

Langkah mengetuk lantai, semakin dekat
Selontar senyum, membaca jalan hangat
Kami meneguk cahaya, musim resah telah berakhir
Lewat nafasmu, kuhirup aroma pohon hijau
Dengan suaramu, kupaham pesisir nan jauh adalah ikatan tak putus
Lewat matamu, kujelajahi jalur-jalur panjang sejarah
Kau serupa tubuh yang membentang sepanjang jazirah

Tulisan Terkait
Berita Lainnya

Kau adalah rumah, dengan pintu dan jendela yang selalu terbuka
Perjalanan ini kadang terasa hangat
Kadang terasa dingin dan situasi teramat keras
Namun, lewat rapal doamu dan dengan segala kegagahan jiwa,
kau simpan gairah baru yang bermuara di pori-pori tubuh kami
Lalu menjelma kalimat-kalimat puitis

Magelang, 5 November 2023

Istikomah bernama pena iesti KM. Perempuan Kelahiran Lampung ini sehari-hari berkecimpung di dunia pendidikan disalah satu sekolah Dasar di Magelang. Menulis puisi sejak SMA. Buku puisi solo pertamanya yaitu kumpulan puisi anak “Dari Negeri Hewan”. Puisi-puisinya pernah dimuat di media online Riau Sastra, majalah Homagi Internasional, dan media sabah 360online Malaysia.

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan