Nyamuk Bindeng: Puisi Wahyu Mualli Bone

54

Loading

Berkurang nyamuk, mungkin habitatnya jauh dari jangkauan. Kasihan, entah apa makanannya di sana.

Nyamuk selalu membawa dampak terhadap kesehatan. Nampak tak nampak, tiba-tiba perutnya sudah kenyang darah, terasa atau tidak, hampir semua orang disuntik nyamuk dimanapun berada.

Nyamuk sering mati, bahkan mungkin dari sekian banyak makhluk hidup nyamuk lah yang paling banyak mati. Tidak ada pilihan lain, nyamuk butuh makan dan minum, terlebih buat bayi-bayi mungil nyamuk yang butuh air jelang tumbuh remaja hingga butuh darah penyambung nyawa.

Belum disuntik nyamuk, dengingannya saja memancing gelisah apalagi saat menyambar telinga dengan ragam dinamika.

Tenang, ada solusi membuat nyamuk bindeng. Tanam serai di sekitar pemukiman dan masih banyak juga tanaman lain yang fungsinya sama, untuk memalingkan nyamuk. Nyamuk tetap berkeliaran, tapi sambil menutup hidung. Paling tidak lengkingan suaranya agak sedikit tertahan yang pada akhirnya mencari tempat lebih nyaman.

Perihal nyamuk menyambung nyawa hingga merenggut nyawa membentuk kabar suka dan duka. Keduanya membawa hal positif dalam penemuan.

Ada masalah apa dengan nyamuk hingga harus terbunuh. Nyamuk neraka lebih menyeramkan. Nyamuk surga mungkin tidak mengisap darah, bisa jadi menyemprotkan wewangian dan air suci.

Nyamuk juga bisa memberi kabar suka duka pada masa penghakiman, lebih puitis dari puisi.

Pekanbaru, 15 Januari 2024

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan