Puisi Fakhrunnas MA Jabbar – Sungai Jiwa 1 – 2

51
Tulisan Terkait
Berita Lainnya

Loading

Sungai Jiwa 1

berapa panjang lagikah sungai jiwa mengaliri nadi-nadi di perih darahku
sedang Iimbah dengki mengeruhkannya hitamlah di mata, hitamlah di jiwa
tak ada klorin memutihkan, tak ada nasib
tak sebatas kata-kata
lebih dalam dari sungai jiwa
kucari suara, kucari dari remah masa
sungai jiwa tak ngalir kini
tersadai beku limbah dan racun airmata
berapa dalam lagikah sungai.jiwa membeku di nadi-nadi darah
sedang ruhku tersadai di lubuknya yang dalam
sedang cinta terhanyut diam-diam
malam kini membenam limbah di sungai jiwa
pb. 9606

***

Sungai Jiwa 2

ingin kuhempang gelombang saat timpas tiba di tingkap jiwa
seribu perahu berhulu mencecap layar di angin
di mana alun memburu kakilangit di sepi-sepi diri
gerimis menolak awan yang. meramu jelaga
sungai, katamu, sepanjang peradaban yang menyerak sejarah ikan-ikan dan protoplasma darah tercecer di batu-batu
sungai, katamu, terus menyanyi keruh di mulut Iimbah
janji-janji kini mengejar lubuk di genangan sungai mati
jerih nelayan terkubur di lumut batu
ikan dan protoplasma darah mengusung nisan sendiri-sendiri di mana sapa anyir air di kediaman jiwa
seribu perahu berhulu meluputkan kayuh
suara, katamu, sepanjang tebing menolak gerimis
angin terbata-bata membilang riak keruh di mulut limbah
katakan, katamu, nelayan kini mengail rembulan
ikan-ikan memendam jiwa sendiri-sendiri
pb. 9706

***

Anak-Anak Pun Berlari

born tak hanya meledak di lebanon dan bosnia juga di detak jantung anak-anak
darah mengering dari aorta
deru mesiu dan sinar radio-:aktif mengisinya kini anak-anak pun berlari
meniti jarum waktu
layar gelas menebar wabah ketakutan nyelinap ke jantung anak-anak
mereka sampai lupa guli lupa gundu lupa galah panjang bau serdadu menyelubungnya kini
anak-anak pun berlari
meniti jarum waktu
di mana lahan tanpa selongsong peluru liang menganga di mana-mana
liang hati anak-anak lebih nganga dari bumi
ditanam kasih yang tumbuh perih
ditabur cinta yang merambah darah anak-anak pun berlari
mengejar-ngejar diri
pb. 960306|
***

Nasib

tik•tak membilang huruf diriMu
kubentang bumi di hapalan kurikulum waktu
tak cukup serebelum menoreh angka-angka aku terkesima, Kekasih
sebumi huruf tak kuasa sesiapa membentang kertas diri-Mu
tapi kutahu : ada rerama mengirim sapa
tik-tak melaju di alir darah sungai-sungai terhanyut mimpi
tak kuasa laut membentang muara sebab nasib masih membilang
dari tik tak angka di selongsong jiwa
nasib siapa kini terhanyut di sungai barah
kumengetik di disket-disket biru tak satu pun nasib diriku
hujan benci menghapus sekata-sekata sedang angin tetap saja membadai menabur mimpi-mimpi
pb. 960306

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan