
Foto: Koleksi Julina
Kita pernah sempat,
Berjanji untuk saling tidak melukai
Tapi lupakah engkau
Saat daun-daun gugur
Dan hujan melingkari di kepala kita
Kita memainkan peran ribut yang paling menakutkan
Aku memainkan badai
Sedangkan kau memainkan kilat petir
Kita bertarung kata
Dalam riuh badaimu,
Yang kuingat hanyalah air matamu
(2022)
Mohammed Al Syafiq, itulah nama penanya. Seorang penikmat sastra sekaligus mahasiswa. Ia bermastautin di Bengkalis. Pria kelahiran Pangkalan Batang pada 20 Febuari 2001 ini aktif di beberapa organisasi literasi seperti Rumah Sastra Bengkalis, FLP Cabang Wilayah Bengkalis, dan Komunitas Menulis Bengkalis. Karya puisinya telah di bukukan antologi bersama, Rindu Si Anak Pulau (Oase Pustaka,2020) adalah buku antologi puisi tunggal pertamanya.