

Kita sama-sama ingin menyingkat waktu
menghindari tuts-tuts minor dan gelap
melompat dari setiap jerih, duri, dan repih
lalu menuju sebuah pangung pertunjukkan
dimana setiap penonton bersorak bertepuk tangan
meneriaki nama kita sebagai kesatria penunggang kuda
Tapi bagaimana caranya kita menyingkat waktu?
bisakah cangkir-cangkir kopi, hujan, dan keping biskuit
menghindarkan kita dari cemas demi cemas yang menghujam
sedangkan kereta yang kita pesan belum juga datang?
Seandainya kita ingin benar-benar menyingkat waktu
siapakah yang mau menggantikan peran kita?
untuk tenggelam dalam kubangan gelap
dilindas geligi-geligi nyeri konflik
dan menetap pada sedih yang senantiasa mengubah diri
Kita tak pernah mampu menyingkat waktu
sebab dalam prosa yang teramat panjang ini
kita harus memainkan semua peranan
sampai nanti kita temui isyarat selesai
Surakarta, 2022
Thomas Elisa, karya terbaru penulis adalah novel fiksi anak berjudul Bangunnya Peri Merah (2017). Penulis mengajar di SMK Mikael Solo. Karya penulis dimuat dalam media Poros Pemalang (2021), Tegas.Id (2021), Opini.Id (2021), Marewai (2021), Suku Sastra (2021), Ruang Jaga (2021), Rembukan.com (2021), Radar Pekalongan (2022), Harian Bhirawa,(2022), Jawapos Radar Madiun (2022), Sinar Indonesia Baru (2022) dan lain-lain.