Pengasuh :
1. Husnu Abadi
2. Fakhrunnas MA Jabbar
Catatan Ganjil Membaca Tanah
Dari tanah kembali ke tanah Makhluk kecil mengintai pesta pora Corona bersyair di lingkar galaksi
Berkeliling dunia safari pada inang yang manusia
Dari air yang mengembara menuju luka-luka, menyapa tanah kering kerontang, menjamah sunyi di tengah padang
Ilalang hilang rupa, udara lenyap rasa, sungai kehidupan keruh pekat menyekat
Tak ada tanda nafas masih di dada, mulut berbusa-busa, langkah gontai menyeret menuju pengharapan palsu
Dari tanah kembali ke tanah
Kami terkurung di dalam rumah-rumah, sekolah tumbang jiwanya, kampus menutup pagar- pagar logika, rumah sakit penuh dengan dusta masker di muka
Kami menunggu kembali ke tanah, nomor antrian telah dipegang, keranda datang dengan jumlah ribuan, nafas satu-satu sesak di dada.
Kami merindu udara segar yang meranggas pintu rimba, mengelabui jagawana, menyahdu dan menyatu pada pencipta
Dari tanah kembali ke tanah
Kami bertanya pada Tuhan, langkah mana yang tidak takut neraka? Rumah sakit membabi buta, menjadi serakah, lupa adat, lesap istiadat Kami bertanya pada Tuhan, apakah ini azab atau sekadar ujian biasa?
Dalam doa yang sepenggal, seorang anak sesak, terbujur kaku kembali ke tanah Nomor urut sudah dibaca, kospirasi tertawa di media massa
Dari tanah kembali ke tanah
Semua tak bergeming, wajah-wajah lucu dan lugu termangu dalam layar kaca Surat kabar dipenuhi ucapan duka cita, konspirasi jumawa di kaki langit Apakah kami akan mati diliput fakta atau justru propaganda?
Kami bertanya pada dinding-dinding legislasi, jendela para wali, ventilasi para bupati. Semua sepakat memakai dasi dan menyanyikan lagu bisu setiap hari
Bersenandung aubade undang-undang erupsi kapitalisasi Menunggu rakyatnya mati dan kembali korupsi
Dari tanah kembali ke tanah
Dari ketiadaan kami kembali ke tanah
Dari raungan dalam rahim kami kembali ke tanah Dari bisu yang biadab kami kembali ke tanah
Dari hati paling dalam, kuburkan corona di dalam tanah
Tanah mulia tanah tak berdosa, hutan bahagia bayi-bayi menangis gembira. Tanahku, tanah kita, tanah bayi-bayi manusia
Di atas tanah ketuban pecah, lahirlah anak manusia Tak takut Corona, Tak resah dunia
Pekanbaru, 2020
Biodata Penulis :
Rian Kurniawan Harahap merupakan pendiri Komunitas Teater Jejak Langkah yang berbasis di Kota Pekanbaru. Saat ini ia menjadi Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Kota Pekanbaru. Ia memenangkan juara penulisan puisi guru nasional di UIR dan Sayembara Naskah Drama Nasional Dewan Kesenian Metro pada tahun 2020.
Untuk pemuatan karya sastra (Puisi, Cerpen, Pentigraf, Esai, Pantun, Kritik, Resensi, Peristiwa Budaya, dan tulisan sastra lainnya) silakan dikirim melalui surel:
redaksi.tirastimes@gmail.com