

TANJUNG LEBAN- TIRASTIMES: Tiga dosen Prodi Budidaya Perairan Faperta Universitas Islam Riau (UIR) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Tanjung Leban, Bandar Laksemana, Kabupaten Bengkalis, Selasa ( 30/11). Kegiatan tersebut diketuai oleh
Ir. T. Iskandar Johan, M.Si beranggotakan, Ir. Fakhrunnas,MA Jabbar, M.I.Kom dan Muhammad Hasby, S.Pi M.Si.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan dan contoh praktik pengembangan mengenai Teknik Pembuatan Salai Ikan Lele Dumbo (Clarias grapienus) berlangsung di Kantor Kades Tanjung Leban tersebut diikuti puluhan warga yang umumnya kalangan petani dan profesi lain.
Kades Tanjung Leban, H. Atin menyambut baik kegiatan pengabdian masyarakat ketiga dosen Faperta UIR itu karena dapat memberikan manfaat bagi masyarakatnya dalam mencari alternatif pekerjaan dan menambah penghasilan di bidang perikanan. “Kami berterimakasih atas kedatangan Tim UIR ini dalam membuka wawasan dan pengetahuan penduduk desa kami. Kalau perlu setiap bulan Bapak-bapak bisa datang ke sini,” kata Kades Atin.
Ketua Tim T. Iskandar Johan dalam pemaparannys menjelaskan ikan lele dumbo yang hidup di air tawar sangat
berguna bagi pertumbuhan tulang pada anak dan ibu hamil sehingga dapat menghindari penyakit keropos tulang (osteopherosis). Daging ikan ini mengandung gizi yang baik terutama protein 17,5 persen dan lemak 4,8 persen.
“Mari ajak keluarga kita untuk membiasakan makan ikan termasuk lele dumbo agar hidup kita sehat,” kata mantan Wakil Rektor III UIR dan mantan Dekan Faperta UIR ini.
Iskandar selanjutnya menjelaskan teknik pembuatan salai lele dumbo ini sebagai antisipasi bila produksi ikan lele yang dipelihara di kolam tidak terserap seluruhnya saat dijual segar. Selain ikan salai ini memiliki rasa yang enak dan gurih serta harga jualnya juga cukup tinggi mencapai Rp. 70 ribu per kg. Bahkan ikan salai ini bisa tahan 6 bulan untuk dikonsumsi.
Hal ini sudah dikembangkan oleh salah seorang alumni Prodi BD Perairan Faperta UIR,
Ir. Ahmadin yang berhasil memproduksi sebanyak 1 ton per bulan yang dipasarkan di berbagai pasar swalayan dan pusat perbelanhaan di Pekanbaru.
Sementara Fakhrunnas MA Jabbar menjelaskan perlunya ditumbuhkan minat dan kemauan untuk memulai kegiatan memanfaatkan pekarangam rumah untuk budidaya ikan tetutama lele dumbo. Lele dumbo bisa dipelihara di lahan terbatas dengan kedalaman cukup satu meter. Bahkan cukup dipelihara dalam kolam terpal atau drum dengan makansn daun-daunan.
Sedangkan Muhammad Hasby menjelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembuatan salai ikan lele dumbo yang berteknologi tradisional dan sederhana sehingga tidak memerlukan biaya yang besar.
Pada kesempatan itu dibagikan contoh produk ikan salai lele dumbo dalam kemasan yang biasanya dipasarkan di pusat perbelanjaan.
Salah seorang peserta, Jamiluddin usai acara menyatakan kegiatan penyuluhan ini sangat bermanfaat untuk menambah penghasilan.
Tim juga menyerahkan sejumlah buku untuk Perpustakaan Desa di antaranya buku Refleksi 57 Tahun UIR: Menuju Universitas Terdepan di Asia Tenggara dan buku cerpen Fakhrunnas MA Jabbar. (ns)