Pantun sebagai Cara Berkomunikasi yang Efektif dan Berbudaya: Catatan Tengku Muhammad Sum

80

Pantun merupakan salah satu bentuk puisi tradisional yang memiliki kekayaan makna dan nilai-nilai budaya yang mendalam. Dalam konteks komunikasi, pantun bukan hanya sekadar alat untuk menyampaikan pesan, tetapi juga berfungsi sebagai medium yang memperkuat hubungan sosial antarindividu. Melalui pantun, kita dapat mengekspresikan perasaan, menyampaikan nasihat, dan bahkan mengkritik dengan cara yang halus dan penuh keindahan. Dalam pembahasan ini, kita akan mengeksplorasi lebih jauh bagaimana pantun berfungsi sebagai cara berkomunikasi yang efektif, dengan merujuk pada beberapa contoh pantun yang terkenal dalam budaya Melayu.

Salah satu pantun yang terkenal adalah:

Pisang emas di bawa berlayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati

Pantun ini menggambarkan pentingnya nilai budi dan hubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks komunikasi, pantun ini mengajak kita untuk menghargai setiap kebaikan yang diberikan oleh orang lain. Pesan yang terkandung di dalamnya adalah bahwa utang yang bersifat materi dapat dilunasi, namun utang budi atau kebaikan yang telah diterima akan selalu dikenang dan tidak dapat dibayar dengan materi. Hal ini menunjukkan bahwa pantun dapat digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan etika yang penting dalam masyarakat.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Siti Zubaidah (2021), ditemukan bahwa penggunaan pantun dalam komunikasi sehari-hari dapat meningkatkan kedekatan antarindividu. Penelitian ini melibatkan 200 responden yang berasal dari berbagai latar belakang. Hasilnya menunjukkan bahwa 75% responden merasa lebih dekat dengan orang yang menggunakan pantun dalam percakapan. Hal ini menunjukkan bahwa pantun dapat menjadi jembatan untuk mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat yang semakin modern. Dengan kata lain, pantun dapat berfungsi sebagai alat penghubung yang efektif dalam menjalin interaksi sosial yang lebih bermakna.

Selain itu, pantun juga dapat digunakan untuk menyampaikan kritik atau pesan sosial dengan cara yang lebih halus. Contoh lain yang dapat kita lihat adalah:

Mengapa lalang menjadi subur
Karena dah lama orang tak lalu
Mengapa orang jadi takabur,
Larena dadanya kurang berilmu.

Pantun di atas mengandung kritik terhadap keadaan masyarakat yang kurang peduli terhadap ilmu pengetahuan. Lalang yang subur menggambarkan kondisi yang tidak terawat, sementara kesombongan orang yang tidak berilmu menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan dapat mengarah pada perilaku yang merugikan. Dalam konteks komunikasi, pantun ini menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan kritik sosial tanpa menyinggung pihak tertentu secara langsung. Dengan demikian, pantun berfungsi sebagai alat untuk mengedukasi masyarakat dengan cara yang lebih lembut dan penuh makna.

Keberadaan pantun dalam budaya Melayu juga menunjukkan betapa pentingnya tradisi lisan dalam komunikasi. Pantun sering digunakan dalam berbagai acara, mulai dari pernikahan, khitanan, hingga acara resmi lainnya. Dalam acara tersebut, pantun tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan penting. Misalnya, dalam acara pernikahan, pantun sering digunakan untuk menyampaikan harapan dan doa bagi pasangan yang baru menikah. Dengan cara ini, pantun membantu menciptakan suasana yang harmonis dan penuh kasih sayang di antara para tamu.

Pantun juga memiliki daya tarik tersendiri dalam hal estetika. Keindahan bahasa yang digunakan dalam pantun dapat menarik perhatian pendengar dan membuat pesan yang disampaikan lebih mudah diingat. Dalam konteks ini, pantun berfungsi sebagai alat retorika yang efektif. Penelitian oleh Ahmad Fauzi (2020) menunjukkan bahwa penggunaan bahasa yang indah dalam pantun dapat meningkatkan daya tarik komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Dalam penelitian tersebut, 85% responden mengaku lebih tertarik pada informasi yang disampaikan dalam bentuk pantun dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa keindahan bahasa dalam pantun tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai penguat makna pesan yang ingin disampaikan.

Tulisan Terkait
Berita Lainnya

Penuh Makna: Cerpen Lalik Kongkar

Selanjutnya, pantun juga dapat menjadi alat untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan. Dalam era digital saat ini, pantun dapat dengan mudah dibagikan melalui media sosial, menjadikannya sebagai alat komunikasi yang relevan di kalangan generasi muda. Contohnya, pantun tentang lingkungan hidup dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga alam. Dengan mengemas informasi dalam bentuk pantun yang menarik, pesan tersebut dapat lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat luas. Ini menunjukkan bahwa pantun tidak hanya relevan dalam konteks budaya tradisional, tetapi juga dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Sebagai contoh, berikut adalah pantun yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan tentang lingkungan:

Terbang tinggi burung di angkasa
Hinggap di hutan mencari makan
Mari kita jaga alam bersama
Agar anak cucu beroleh keselamatan

Pantun ini tidak hanya menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga alam, tetapi juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam melestarikan lingkungan. Dengan cara ini, pantun berfungsi sebagai alat komunikasi yang tidak hanya informatif, tetapi juga menginspirasi tindakan positif. Dalam konteks ini, pantun berperan sebagai jembatan antara pengetahuan dan tindakan, mendorong masyarakat untuk tidak hanya memahami isu-isu lingkungan, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kelestariannya.

Lebih jauh lagi, pantun juga memiliki kekuatan dalam memperkuat identitas budaya. Dalam masyarakat yang semakin global, di mana budaya asing sering kali mendominasi, pantun menjadi salah satu cara untuk mempertahankan dan merayakan warisan budaya lokal. Dengan menggunakan pantun dalam berbagai kesempatan, masyarakat dapat menunjukkan kebanggaan terhadap budaya mereka dan menjaga agar nilai-nilai tradisional tetap hidup. Ini juga dapat menjadi sarana untuk mendidik generasi muda tentang pentingnya menghargai budaya mereka sendiri.

Dalam konteks pendidikan, pantun dapat digunakan sebagai alat pembelajaran yang menarik. Penggunaan pantun dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa lebih antusias dan terlibat. Misalnya, guru dapat mengajak siswa untuk menciptakan pantun sebagai tugas kreatif, sehingga mereka dapat belajar sambil bermain. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, tetapi juga membantu mereka memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pantun. Dengan demikian, pantun dapat menjadi alat yang efektif dalam pendidikan yang tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga nilai-nilai moral dan sosial.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan pantun dalam komunikasi juga dapat membantu mengurangi ketegangan dalam interaksi sosial. Dalam situasi yang mungkin menimbulkan konflik, pantun dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang lebih halus dan tidak langsung. Ini memungkinkan individu untuk menyampaikan ketidakpuasan atau kritik tanpa menimbulkan reaksi defensif dari pihak lain. Dengan demikian, pantun dapat berfungsi sebagai alat diplomasi sosial yang efektif, membantu menjaga hubungan baik antarindividu.

Dalam masyarakat yang semakin modern, di mana komunikasi sering kali dilakukan secara cepat dan langsung, keberadaan pantun menawarkan alternatif yang lebih reflektif dan mendalam. Menggunakan pantun dalam komunikasi mengajak individu untuk berpikir lebih dalam tentang kata-kata yang mereka pilih dan makna yang ingin mereka sampaikan. Hal ini dapat meningkatkan kualitas komunikasi dan mendorong individu untuk lebih menghargai keindahan bahasa serta makna yang terkandung di dalamnya.

Dengan demikian, pantun sebagai cara berkomunikasi memiliki banyak keunggulan. Pantun tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan, tetapi juga sebagai medium yang memperkuat hubungan sosial, menyampaikan kritik, dan menyebarkan pengetahuan. Dengan keindahan bahasa dan makna yang terkandung di dalamnya, pantun mampu menarik perhatian dan membuat pesan yang disampaikan lebih mudah diingat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melestarikan dan mengembangkan penggunaan pantun dalam kehidupan sehari-hari, agar nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya tetap hidup dan relevan di tengah masyarakat modern. Pantun tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga alat komunikasi yang efektif dan bermakna dalam kehidupan sehari-hari.

Pekanbaru, Februari 2025

Tengku Muhammad Sum, Dosen Prodi Sastra Indonesia, FIB Universitas Lancang Kuning

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan