Catatan Harian di Bawah Langit Mendung: Puisi Dienullah Rayes

127

Aku dan kita hidup dalam alam siang benderang
yang gersang dan girang
lalu giliran malam kelam gemerlap
disileti mimpi yang sepi api
aku dan kita berselancar di lautan tak bertepi

Memungut butiran rezeki yang tercecer
dan atau mengucur peluh tak mengeluh
lalu memanen buah kasih uluran jemari sang Kekasih
Hidup pun melangkah menuju kearifan maha sakti.

Aku hidup dalam daftar
Insan yang manusiawi
para kerabat,sahabat yang hafizh kitab langitmu
Maha tinggi,maha melindungi.

Aku ini insan penggali literasi puitik tak bertitik
hidup berkoma cuma dalam mimpi yang api
api unggun hangatkan otak kanan dan otak kiri
pikir dan zikir sinar menelur cahaya
Menerangi nurani hingga daun pucuk peradaban
dalam badan batin
yang dilanda aman damai dan zaman badai.

Berita Lainnya

Aku kini alami operasi bedah urologi dua kali
dalam satu tarikan napas sakit penyakit
biar dosa cilik dan syirik hilang bayang
Engkau maha adil dalam menimbang
lalu mengetok palu hukum nurani yang bening
yang benar,bijak dan ihlas.tersenyum.simpul
yang dosa berkarat muka hitam asap neraka
Hari pembalasan jauh dari dendam.kesumat.

Aku ingin hidup bukan dalam bilangan tahun
hidup insan ini menurut ukuran terukur dari-Nya
Aku ingin hidup menurut jari telunjuk takdir
Ilahi maha kekal Abadi.

Aku dan kita ihlas menerima
debu bumi yang buncah
langit pesta sinar Cahaya.

Mataram, Pantai Lakey
RSUD NTB Gemilang, 7 Februari 2023

H. Dinullah Rayes (lahir 7 Februari 1939) adalah seorang sastrawan dan budayawan Indonesia asal Nusa Tenggara Barat. Dinullah pernah berkarier sebagai guru SD dari tahun 1956 hingga 1965. Kariernya kemudian berlanjut menjadi Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, lalu sebagai Kepala Seksi (Kasi) Kebudayaan Kandep Dikbud Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Ia juga dipercaya memimpin sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Sumbawa serta Ketua Lembaga Adat Tana Samawa.

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan