

Pengasuh :
1. Husnu Abadi
2. Fakhrunnas MA Jabbar
Sikuthoro*
Aki-aki menyepuh jampi,
kami bersila menekuk kaki,
tak ada suara bahkan dalam hati,
keraguan telah lama pergi.
Ke mari, tahukah kau apa itu impu kaki?
Dengarkan cerita aki.
Perjalanan panjang menuju Tuhan,
dimulai dari pendek mimpi.
Jika kau hendak memeluk ka’bah,
hendaklah kau percaya mimpi suci,
sediakan paku sediakan tali,
di laut Sikuthoro kau ‘kan nyaris mati.
Saman pun berlayar berjumlah hari,
di laut Sikuthoro zikir tiada henti,
kapal diam seakan ilusi,
tak paut satu jam mendadak karam.
Saman terikt Tuhan teringat mimpi,
berkeringat ia di lautan sepi,
Tuhan berkehendak Tuhan memberkati,
sakat juga renang ke pulau Jonggi.
Garuda memang lambang negara kami,
tapi ini garuda lambang hidup dan mati.
Saman berpegang di bulu-bulu gadang,
garuda terbang ke tanah lapang,
jutaan kerbau tak perlu kubang,
Saman melompat tak ada pilihan.
Asa putus disambung lagi,
lautan kerbau tiada bertepi,
berkawan doa menyusur bahaya,
suruk Saman di bawah kaki kerbau bagai tak henti.
Siapa berani Tuhan ‘kan kuatkan besi mimpi.
Sampai di hutan Saman pun pingsan,
ketika jaga haus berkuasa,
temu telaga dasarnya penuh binatang bentuk batu,
akibat curiga tangan kiri coba dicelup,
Astaga membatu daging kelingking!
Asa putus disambung lagi,
sedih hati tak perlu dibiak tumbuh sendiri.
Bertanya Saman kepada Sunyi,
akankah hutan menelan diri?
“Jum-bing! Jum-bing!”
Kalian tahu Jumbing? tanya aki.
Tahu Saman pasti telah mati, balas kami.
Saman bukan mati tapi pergi,
pergi dengan jejak kaki menetas di hati,
sebutlah Saman si Haji Batu,
kelingking batu dari kisah pilu.
Kisah aki surup melingkup; Jika hendak sembuh dari dunia yang rapuh,
hendaklah kata-kata ini kalian tempuh.
Bismillahi
Jarangga Jaranggi
setan jahat setan dengki
ise namangirim aji mulakma tu impu kaki,*
ke laut Sikuthoro tempatmu tersangkut.
Batin kami ciut, aki malah bekali-kali kentut,
hujan panas tiba-tiba turut,
turun di tengah perut sengkarut,
seperti mempermainkan kemelut.
Pekanbaru, 18 Mei 2020
Keterangan:
Untuk pemuatan karya sastra (Puisi, Cerpen, Pentrigraf, Esai, Pantun, Kritik, Resensi, Peristiwa Budaya, dan tulisan sastra lainnya) silakan dikirim melalui surel:
redaksi.tirastimes@gmail.com
Keren om
Keren eih