

Bis puisi melaju mengejar angan
Menjejak sebait pagi tapaki bait siang
Ia duduk di bangku paling belakang
Mentafakuri sepotong waktu
Tanpa ingin diganggu
Di sisi kiri jendela,
ia lihat pohon-pohon cherry berlarian
Seolah hendak menahan laju pikiran
Ia saksikan burung-burung hinggap,
lalu terbang melesap
Seperti lembar-lembar dolar,
dalam dompetnya singgah sebentar
Kemudian lenyap,
di galeri gemerlap
Di sisi kanan,
Ladang gandum terhampar luas
Namun, matanya tak mampu melihat dengan jelas
Tertutup tumpukan jerami di kepala
Yang membuatnya tak henti bermantra
Kini,
bis puisi berhenti di sebuah gerai
Ia rogoh kantong sebelah kiri
Menghitung isi dompetnya kembali
Ternyata hanya tersisa selembar cinta
Yang tentunya tak akan cukup
untuk membayar sesal seumur hidup
Turki, Juli 2023.