

JAKARTA (TIRASTIMES),- Sementara harga minyak dunia turun pada perdagangan pagi hari ini. Namun begitu pelaku padar diperkirkan harga emas hitam masih akan bertahan di atas US$ 80/barel selama beberapa waktu ke depan.
Perdagangan di bukan pada senin, (1/11/21), pukul 08:19 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 83,2/barel. Ambles 1,4% dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 82,94/barel. Berkurang 0,75%.
Berdasarkan jajak pendapat yang digelar Reuters terhadap 41 responden analis dan ekonom, median proyeksi harga minyak jenis brent sepanjang 2021 adalah US$ 70,89/barel. Ini proyeksi bulanan tertinggi sejak April 2019.
Pada kuartal IV-2021, rata-rata harga minyak diperkirakan 80,92/barel. Pada kuartal I-2022, harga diperkirakan turun ke US$ 78,74/barel.
“Gerak harga minyak masih akan dipengaruhi oleh kelangkaan energi di Eropa. Orang-orang masih akan melakukan pengalihan dan gas alam ke minyak bumi,” kata Matthew Sherwood, Ekonom di Economist Intelligence Unit, seperti dikutip dari Reuters.
Sedangkan konsensus untuk permintaan adalah meningkat 5-6 juta barel tahun ini. Permintaan minyak sudah kembali ke masa sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). John Paisie, Presiden Stratas Advisors, menilai kartel minyak dunia OPEC+ sepertinya nyaman dengan harga minyak di kisaran US$ 80/barel. Harga ini dinilai pas, tidak terlalu mahal tetapi juga tidak murah.
“Mereka (OPEC+) tidak mau harga minyak terlalu melonjak. Sebab, mereka bisa kehilangan pangsa pasar,” ujar Paisie, sebagaimana diwartakan Reuters.(CNN INDONESIA)