

Demi waktu
Merugilah puisi yang terabai
Terpenjara dalam turbin semesta
Labirin pemisah bait dan sajak,
Bolehlah kau jumawa
Melepas rima pada gemerincing padang sabana
Semenjak kau ucap, tidak pada yang terucap
Membantingnya dalam jejak yang sama
Tetapi
Aku tak akan mati
Dan memang benar, aku harus kembali
Memutar arah tepat di jalan pagi
Tempat kumemulai segala dari lini
Mimbar merah sepenggala tinggi
Oh, Sayang
Aku tak akan mati
Memberi kasih
Karena semestaku, lunak di kaki