

Dalam beberapa hari terakhir, media sosial kita diramaikan dengan berita mempidanakan Ibu Guru Suryani oleh pelapor (orang tua murid berprofesi sebagai polisi). Asumsi yang bergulir anak pelapor dianiaya. Terlepas dari telah selesai kasus ini, namun akan selalu ada cerita tentang kisah-kisah Ibu Guru Suryani yang akan berulang tentang para guru yang dipidana karena tindakan disipliner mereka di sekolah. Hal ini telah menimbulkan perdebatan luas mengenai batasan antara disiplin dan kekerasan dalam lingkungan pendidikan. Bagaimana mungkin seseorang yang bertugas untuk membentuk karakter anak-anak dapat dituduh melakukan kesalahan hingga harus menjalani pidana? Sisi lain kita telah memiliki Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 sebagai perlindungan guru dalam bertugas. Mari kita coba memahami alasan di balik fenomena ini serta apakah ada hal-hal yang salah dari perspektif hukum dan moralitas.
Alasan Penyebabnya
Banyak orang masih memiliki pemahaman bahwa disiplin hanya melibatkan pemberian hukuman fisik atau verbal tanpa mempertimbangkan konteks situasi. Namun, disiplin yang efektif biasanya melibatkan strategi yang lebih kompleks seperti penjelasan, refleksi diri, dan motivasi positif.
Fenomena ini seringkali diprovokasi oleh kerusuhan sosial dan politis yang semakin kompleks. Ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem pendidikan dan lembaganya dapat memicu reaksi keras terhadap tindakan guru yang dianggap eksistensialis.
Sistem hukum seringkali tidak sepenuhnya memahami dinamika internal sekolah dan tantangan yang dihadapi oleh para guru. Hal ini dapat menyebabkan interpretasi yang salah atas tindakan guru dan mengarahkan mereka ke arah yang salah.
Apakah Ada Yang Salah?
Dalam konteks kasus ini, bukan mencari siapa yang salah, namun ada apa di balik semua ini. Perlu diingat para guru bukan hanya pekerja biasa; mereka adalah pejabat publik yang bertugas untuk mentransfer nilai-nilai positif kepada generasi muda. Dalam kapasitas ini, mereka harus beroperasi dengan transparansi dan akuntabilitas tinggi.
Meskipun sudah memiliki gelar akademis, para guru masih memerlukan edukasi tambahan tentang bagaimana menghadapi situasi-situasi sulit di sekolah. Hal ini termasuk pengetahuan tentang psikolog anak-anak, manajemen stres, dan strategi disiplin alternatif.
Komunikasi yang efektif antara guru dan orang tua sangat penting dalam menghindari kesalahpahaman. Informasi yang lengkap dan transparan tentang pola disiplin yang digunakan dapat membantu menghilangkan stigma negatif.
Solusi
Institusi pendidikan harus menyediakan program edukasi dan pelatihan rutin bagi para guru untuk meningkatkan kapastias mereka dalam menghadapi berbagai situasi. Pelatihan bukan berpola pada daring dan menuntut setoran tugas, namun pada tatapan muka yang mampu menggugah hati.
Reformasi sistem hukum yang lebih fleksibel dan memahami dinamika internal sekolah dapat membantu mengurangi kesalahpahaman dan memfasilitasi proses penyelesaian kasus yang adil.
Partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung upaya reformasi pendidikan dan mempromosikan budaya disiplin yang positif dapat membantu mengurangi tensi sosial dan politis yang memprovokasi konflik.
Dengan memahami fenomena ini dari berbagai perspektif—termasuk legal, pedagogi, dan sosial— kita dapat mencari solusi yang lebih inklusif dan efektif demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Para guru tidak boleh diposisikan sebagai musuh utama; mereka adalah mitra penting dalam membentuk karakter generasi muda yang lebih baik. Cukuplah ini terakhir, terima kasih Ibu Guru Suryani.
Sama sama di edukasi. Orangtua siswa di edukasi. siswa baru masukpun wajib di edukasi. Tidak boleh guru di perkarakan dalam mendidik poditif siswa di kelas.
Guru juga di edukasi karena banyak juga para guru rasis membedakan agama agama siswa siswinya dalam kelas di sela sela pembelajaran. (laporan siswa di satu sekolah)
Full day tinjau ulang. Karna ini banyak guru dan siswa lelah tidak ada ruang tuk rehat sejenak yang nyaman. Guru dan siswa rehat sejenak di meja dan kursi masing masing jadi seperti robot, silahkan cek semua sekolah SMAN dan swasta, se olah olah wajib melek siswa dan guru dari masuk sekolah jam 07.00 wib-16.00 wib.
Guru pun banyak membuat tugas siswa. Hei para guru yang terhormat, mohon siswanya tugas belajar selesai hari itu juga. karena sampai di rumah sudah senja siswa siswi SMA. Ini berupa tanggapan dan harapan kedepannya lebih baik, mohon guru, pengawas, kepsek di naikkan tunjangannya. Mohon maaf narasi ada yang kursng pas.