

TELUKKUANTAN —TIRASTIMES: Bupati Kuantan Singingi, Dr. Sudirman Amby, Ak., MM dan jajaran sambut baik kunjungan Tim Kunjungan Kerja (Kunker) Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Riau pada Rabu (27/11/2025). Agenda berlangsung di ruang rapat Bupati.
Pertemuan dihadiri Asisten I Setdakab Kuansing Rahdiansyah, Kepala Badan Kesbangpol Kuansing Muhjelan, serta Kepala Bagian Hukum dan pejabat lain.
Tim kunker FPK Riau dipimpin langsung Ketua Umum FPK Riau Dr. Ramli Walid (Melayu Inhil), Wakil Ketua FPK Riau Fakhrunnas MA Jabbar (Melayu Kampar), Koordinator Perencanaan T. Iskandar Johan (Aceh,), Wakil Ketua FPK Riau Widodo (Jawa) serta Koordinator Bidang FPK Riau Dowait Panjaitan (Batak).
Selain itu, hadir pengurus FPK Kuansing, di antaranya Waket FPK Kuansing Subhan, Oop (Waket), dan Sekretaris, Heru AS.
Bupati Kuansing, Suhardiman Amby gelar Datuk Panglimo Dalam menegaskan, Kabupaten Kuantan Singingi tengah menata pembangunan secara menyeluruh, termasuk aspek kebangsaan. Kuansing memiliki luas 537.000 hektare dengan keragaman suku Melayu, Jawa, Batak, Minangkabau, dan Bugis, serta agama yang berbeda-beda. Sebanyak 67 persen penduduk merupakan etnis Melayu yang hidup rukun bersama etnis lainnya melalui budaya mufakat dan gotong royong yang menjadi urat tunggang hubungan kemasyarakatan
Suhardiman juga menyoroti geliat budaya Pacu Jalur sebagai simbol gotong royong tanpa sekat suku dan bangsa. Iven unggulan ini turut memengaruhi lonjakan wisatawan, terutama dengan fenomena partisipasi generasi muda seperti Rayyan Dhika yang memberi dampak pada peningkatan kunjungan wisata. Saat ini kunjungan wisatawan Pacu Jalur mencapai 2 juta orang per tahun. Pemerintah daerah berupaya menargetkan iven eksibisi dan pembauran budaya dapat digelar lebih sering, bahkan diharapkan 6 kali dalam setahun.
“Ke depan, rangkaian Pacu Jalur direncanakan: 21–23 Agustus eksibisi seni budaya, 24 Agustus puncak Pacu Jalur, disusul malam harinya dengan MTQ Provinsi,” ujar Suhardiman.
Bupati juga menyampaikan rencana penataan kota yang lebih rapi, termasuk merobohkan gedung-gedung tua, penataan lokasi aktivitas masyarakat, pembatasan area penyakit masyarakat (pekat) sembari menunggu Perda Adat, serta program penertiban sosial yang berkeadilan. Potensi tambang emas dan upaya pembersihan Sungai Kuantan menjadi fokus pemerintah dengan target sungai kembali bersih dan layak dinikmati sebagai ruang bersama warga dan wisatawan.
Menurut Bupati Suhardiman,
Kuansing juga mencatatkan partisipasi Pemilu 2024 sebagai tertinggi di Sumatera. Indeks Kerukunan (IK) Beragama 2024 menempatkan Kuansing pada peringkat utama di Riau.
Sementara Asisten I Setdakab Kuansing Rahdiansyah dan Kepala Badan Kesbangpol Kuansing Muhjelan menambahkan penjelasan Bupati Suhardiman.
“Di jajaran Forkopimda di Kuansing sudah biasa pejabat ya berasal dari beragam suku dan etnik. Penerimaan masyarakat sangat terbuka,” ujar Rahdiansyah.
Ketua Umum FPK Riau Dr. Ramli Walid dalam perkenalannya mengatakan, situasi Kuansing terkesan kondusif sebagai modal pembangunan.
Ditegaskan, Indonesia adalah bangsa yang beragam, dan keberagaman itu bila dirawat akan menjadi potensi, bukan risiko. Keragaman suku, bahasa, adat, dan agama adalah modal Social Capital yang kuat—selain SDM, SDA, dan Sumberdaya Buatan seperti infrastruktur, untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Ramli Walid menambahkan, FPK Riau saat ini menaungi 80 paguyuban etnik dan asal daerah. Riau dikenal terbuka dan masyarakat Melayu sejak dulu tidak menolak pendatang.
Sementara itu, Sekretaris FPK Kuansing Heru AS menyampaikan, kegiatan FPK akan difokuskan pada kegiatan sosial dan pembentukan struktur pengurus di desa serta kecamatan.
Ditambahkan, pentingnya menonjolkan sisi-sisi positif pembauran, terutama di sekolah-sekolah. Program pembauran kebangsaan FPK ke depan akan difokuskan pada generasi muda, semua kalangan usia di sekolah FPK dengan penekanan karakter kebersamaan dan kebersamaan, agar generasi muda berkarakter kebersamaan dan kebersamaan untuk Pemilu 2024.
Rapat berlangsung hangat, penuh silaturahim, dan ditutup dengan komitmen bersama untuk merangkai seluruh kekuatan lintas etnis sebagai percontohan pembauran kebangsaan di Provinsi Riau. Turut berbagi gagasan dan pemikiran dari pihak FPK antara lain Fakhrunnas MA Jabbar yang menjelaskan sekilas perkembangan FPK dan T. Iskandar Johan menceritakan peran paguyuban Aceh di Riau.
Usai acara, Fakhrunnas yang juga sastrawan Riau menyerahkan buku puisi Airmata Batu kepada Bupati Suhardiman.
Sementara Bupati menghadiahkan buku Pacu Jalur kepada Ketum FPK, Dr. Ramli dan seluruh anggota tim Kunker usai dijamu makan siang bersama di sebuah rumah makan (ns/fir)