Jaga Harga Diri Tidak Tergadai: Tausiyah Buya Mas’oed

23

KALAU JATI DIRI TELAH TERGADAI

KETIKA SATU BANGSA DIHINA, Dan bangsa itu merasakan sakit dengan hinaan itu, maka wajiblah mereka bangkit mempertahan kan MARWAH nya. KECUALI KALAU JATI DIRINYA TELAH TERGADAI MENJADI BANGSA BUDAK ..
Na’udzubillah.“Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan kecuali ia bertambah… bertambah… bertambah”.
(HR.At-Tirmidzi)

Semoga menjadi Amal Shaleh Kita Semua …
Aamiin …
Aamiin …
Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin …

IMAM AL GHAZALI BERKATA:

Yang singkat itu – “WAKTU”
Yang menipu itu – “DUNIA”
Yang dekat itu – “KEMATIAN”
Yang besar itu – “HAWA NAFSU”
Yang berat itu – “AMANAH”
Yang sulit itu – “IKHLAS”
Yang mudah itu – “BERBUAT DOSA”
Yang susah itu – “SABAR”
Yang lupa itu – “BERSYUKUR”
Yang membakar amal itu – “MENGUMPAT”
Yang ke neraka itu – “LIDAH”
Yang berharga itu – “IMAN”
Yang mententeram kan hati itu – “TEMAN SEJATI“
Yang ditunggu Allah SWT itu – “TAUBAT”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala tegaskan ;

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَ قَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ فَعَسٰۤى اُولٰٓئِكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ

“Sesungguhnya yang memakmur kan masjid Allah hanyalah orang- orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang- orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. At-Taubah 9: Ayat 17- 18)

UTAMAKAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID, WALAUPUN RUMAH JAUH DARI MASJID.

عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْظَمُ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ فَأَبْعَدُهُمْ مَمْشًى وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الَّذِي يُصَلِّي ثُمَّ يَنَامُ

Tulisan Terkait
Berita Lainnya

Dari IKN ke IKP: Catatan Cak AT

Dari Abu Musa berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ” Orang yang paling banyak mendapatkan pahala dalam shalat adalah mereka yang paling jauh (jarak rumahnya ke masjid), karena paling jauh dalam perjalanannya menuju masjid. Dan orang yang menunggu shalat hingga dia melaksanakan shalat bersama imam lebih besar pahalanya dari orang yang melaksana kanshalat kemudian tidur.” (HR Bukhari No: 614). Status: Hadis Sahih.)

KANDUNGANNYA;

(1). Orang yang paling banyak mendapatkan pahala dalam shalat adalah yang tempat tinggalnya jauh dari masjid, karena ketika berangkat dari rumah dalam keadaan suci telah berwudlu maka dihitung dalam keadaan sedang shalat.
(2). Shalat yang utama dan terbaik dalam hal pahalanya adalah yang dilakukan dengan berjamaah di masjid.
(3). Orang yang menunggu shalat hingga dia melaksana kan shalat bersama imam (tidak shalat sendirian) selama menunggu dihitung dalam keadaan shalat selama tidak berhadats. Oleh karena itu sering dan usahakan bila Maghrib tidak pulang ke rumah, isilah dengan tartil dan tahsin Al Quran.
(4). Beruntung mereka yang rumahnya jauh dari masjid namun tetap datang ke masjid. Semoga orang yang lebih jauh jarak rumahnya lebih semangat untuk ke masjid karena pahala nya lebih besar dibanding kan dengan orang yang rumahnya dekat dan mudah untuk ke masjid.
(5). Seseorang yang menunggu shalat dengan datang awal ke masjid hingga dia melaksanakan shalat bersama imam, lebih besar pahalanya dari orang yang melaksana kan shalat (hanya datang pada waktu hampir shalat didirikan).

KOKOHKAN HATI DAN KEYAKINAN TAUHID DAN BERTAUBAT ;

اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ* ،
*أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءبذنبي ،
فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلآّ أَنْتَ.

“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu.”
“Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat.”
“Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan- keburukan dan dosa-dosaku.”
“Maka ampunilah aku ya Allah.”
“Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِيْنَ اَنْ يَّعْمُرُوْا مَسٰجِدَ اللّٰهِ شٰهِدِيْنَ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ بِالْـكُفْرِ ۗ اُولٰٓئِكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ ۚ وَ فِى النَّارِ هُمْ خٰلِدُوْنَ

“Tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan masjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia-sia amalnya, dan mereka kekal di dalam neraka.”(QS. At-Taubah 9 : Ayat 17)

Moga bermanfaat
Wassalam

Buya H. Mas’oed Abidin adalah ulama dan da’i, pernah jadi Ketua DDII Provinsi Sumbar dan Ketua Bidang Dakwah MUI Sumbar. Menulis 24 buku ke-Islaman dan adat budaya Minangkabau. Tinggal di Padang.

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan