

Membaca kata “surau”, kita akan terbawa suasana masa kecil. Kala magrib mengaji bersama teman-teman di bawah penerangan yang apa adanya. Zaman bahagia tanpa gangguan berinteraksi dengan gadget. Tapi itu semua tinggal kenangan. Namun, di tangan Jasman Bandul, kenangan akan surau hidup kembali. Sergapan masa kecil hadir dalam cerpennya yang berjudul “Surau di Ujung Gang”. Kali ini, saya coba mengulas dari sisi keilmuan yang sedikit saya kuasi yaitu sosiologi (tepatnya sosiologi sastra).
Untuk menganalisis cerita pendek “Surau di Ujung Gang” karya Jasman Bandul dengan pendekatan sosiologi sastra, kita dapat melihat bagaimana konteks sosial, budaya, dan ekonomi mempengaruhi karakter dan tema dalam cerita ini.
Konteks Sosial dan Budaya
Cerita ini menggambarkan kehidupan masyarakat Melayu di Kampung Hulu, yang memiliki nilai-nilai tradisional yang kuat. Karakter utama, Hasan, dan ibunya, Cik Sanah, hidup dalam lingkungan yang kental dengan budaya lokal. Surau di ujung gang bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol komunitas dan tempat pendidikan agama. Ini menunjukkan pentingnya institusi sosial dalam membentuk identitas individu dan komunitas.
Peran Gender
Cik Sanah sebagai ibu menunjukkan peran tradisional perempuan dalam masyarakat Melayu. Ia bertanggung jawab atas rumah tangga dan menjaga keharmonisan keluarga. Keterpurukan Hasan akibat tuduhan narkoba mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam mempertahankan martabat keluarga. Ketidakberdayaan Cik Sanah saat anaknya terjerat masalah hukum menggarisbawahi posisi perempuan yang sering kali terpinggirkan dalam situasi krisis.
Kritik terhadap Sistem Hukum
Hasan, yang dituduh mengedarkan narkoba, menjadi korban dari ketidakadilan sistem hukum. Dia tidak memiliki akses ke pengacara atau dukungan hukum yang memadai, mencerminkan realitas pahit bagi orang-orang kecil dalam masyarakat. Dialognya di pengadilan menunjukkan betapa frustasinya ia menghadapi sistem yang tidak berpihak kepada mereka yang kurang beruntung. Ini menyoroti isu kelas sosial dan bagaimana orang-orang dari latar belakang ekonomi rendah sering kali tidak mendapatkan keadilan.
Dampak Narkoba
Kasus Hasan juga mencerminkan dampak sosial dari penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Masyarakat sering kali menghakimi individu berdasarkan stigma tanpa memahami latar belakang atau kondisi mereka. Cerita ini menggambarkan bagaimana satu kesalahan dapat menghancurkan kehidupan seseorang dan keluarganya, serta menimbulkan rasa malu dan penderitaan yang mendalam.
Hubungan Keluarga
Hubungan antara Hasan dan Cik Sanah sangat kuat dan emosional. Ketika Hasan ditangkap, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh dirinya tetapi juga oleh ibunya, yang mengalami kesedihan mendalam. Ini menunjukkan bahwa tindakan individu dapat memiliki konsekuensi luas bagi keluarga dan komunitas.
Solidaritas Komunitas
Munculnya karakter Japar sebagai teman Hasan menunjukkan adanya solidaritas di antara anggota komunitas. Meskipun Japar merasa berat untuk menyampaikan kabar buruk kepada Cik Sanah, ia tetap berusaha untuk memberikan dukungan emosional. Ini mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian antar sesama dalam masyarakat tersebut.
Tahniah Jasman Bandul atas terbitnya Kumpulan Cerpen ‘Surau di Ujung Gang” yang telah menambah khasanah literasi di negeri ini.
Pekanbaru, 26/10/2024