Rindu Ibu: Puisi Nanik Kartika

22

Rinduku tumbuh seperti embun yang tak pernah hilang di pagi hari
Hati ini bergetar, memeluk sunyi yang terus memanggil nama Ibu

Kenangan berjalan pelan, seolah punya kaki yang kembali ke masa kecilku
Dalam tatap malam, wajah Ibu menjelma cahaya yang menenangkan langkah
Angin menyampaikan bisikan lembut, seakan suara Ibu menuntunku pulang

Aroma dapur hangat masih menempel, seperti pelukan yang tak rela pergi
Harumnya singgah di hidungku, membawa rasa aman yang pernah kupunya
Di sudut kamar, rindu menggantung seperti lampu yang tak padam semalaman

Hujan mengetuk jendela, seakan menanyakan apakah aku baik-baik saja tanpanya
Mataku mencari bayang Ibu di setiap cahaya yang jatuh ke lantai

Berita Lainnya

Namun hanya gemetar rasa yang menjawab menyisakan hening yang dalam
Rindu ini menjelma ombak, memukul dadaku berkali-kali tanpa lelah

Hati menjadi perahu kecil yang rapuh
menunggu Ibu sebagai dermaga
Setiap hembusan napas membawa serpih kenangan yang pernah Ibu titipkan
Dan aku kembali terdiam, memeluk rindu yang tumbuh sepi.

Sepang Simin, 18 November 2025

Nanik Kartika adalah seorang guru di SMAN 1 Sepang, Kabupaten Gunung Mas, yang dikenal sebagai pendidik berkomitmen dan penuh dedikasi. Di balik kesibukannya mengajar, ia memiliki hobi menulis yang telah melahirkan berbagai karya kreatif dan inspiratif. Melalui tulisan-tulisannya beberapa buku tunggal puis”Rindu” dan juga Novel “Arai Menampung Asa”, Nanik berupaya membagikan gagasan, pengalaman, dan nilai-nilai kehidupan yang dapat menggerakkan pembacanya. Baginya, menulis bukan hanya hobi, tetapi juga ruang untuk terus belajar, berkarya, dan memberi manfaat bagi banyak orang.

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan