

Kotak kota yang sempat kumal dalam limitasi ransum
Kemajuan zaman karmiyah tahun 123 Kulah memancarkan hulu garam dari genang air bejana dengan pemanas batu Kinta
Peradaban ini tenggelam karena kehabisan sumber perekat tanah hasil dari sifat tarik menarik yang terkandung pada serat batu Kinta tersebut
Pada tahun 269 Kana, kelompok Rizkukah dari suku pasir bulan menemukan penghasil rekat tanah yang bersumber dari getah pohon tenggarus, pulau laut payau
Maka melekat lah biji-biji batu coklat bercampur emas berukuran butir pasir bulan tumpuan buah berduri tajam beraroma menyengat
Butir tepung batu tersebut mampu mengangkat biji biji debu yang dihasilkan dari ragam benda lapuk membentuk gundukan gundukan apung tengah laut yang berangsur membesar
Keruh sekitar pantai pasir terlalu halus mampu mengangkat lumpur berbaur air hingga keruh kecoklatan
Hal tersebut membuat peneliti rumit membedah keraknya
Pada tahun 2000 Masehi bermunculan kiat usul ilmuan menyusuri setiap wilayah laut keruh untuk membuktikan energi yang terkandung pada pusar rekat air
Dengan kegigihan para ilmuan, pada akhir 2010 Masehi tak segan segan teknologi napas mulai diusulkan untuk disebarluaskan ke seluruh pelosok dunia, demikian terus berangsur membagikan aplikasi lacak titik sebagai penyusuran benua ke benua, pulau ke pulau, tanjung ke tanjung, teluk hingga ke seluk beluk kerak bumi.
Pada Tahun 2019 Masehi kelengkapan alat mutakhir semakin gencar untuk membidik bintik bintik debu angkasa dengan kemampuan daya hulu garam menilik sekaligus alat perekat sebagai kekuatan tangkap menembus lacak titik langit
Tahun 2022 sampai sekarang informasi belum berkembang ke arah lebih lanjut mengenang batu Kinta belum dapat terkumpul sebagai bahan bakar sepenuhnya namun demikian terkait keberadaan batu Kinta dan pohon tenggarus tergerus arus laut mana masih dalam penelusuran dengan menekuk kekuatan daya tangkap saring suara ampibi, unggas malam dan mamalia terbang
Catatan pangkal ke pangkal tahun, gemuruh petir beliung kan angin tipis tebal dan tinggi lebarnya.
Pekanbaru, 30 Juni 2023