Satu Dasawarsa | Puisi : Nurhasanah

83

Loading

SATU DASAWARSA

Satu dasawarsa telah berlalu

Rasanya seperti angin yang bertiup malam itu

Dingin, sepi, gelap dan tidak menentu

Selama itu yang kulihat fatamorgana, selain dirimu

Hatikupun selalu bertanya, mengapa dirimu yang harus kutuju

Hingga sujud dan ruku’ku meminta petunjuk dariNya tentangmu

Aku ingin mengetuk sebagaimana mestinya

Meminta izin dan bertanya

Jika bukan dirimu kataNya, tak mengapa

Memiliki rindumu saja harusnya aku tak punya kuasa

Tapi nyatanya, dirimu adalah candu yang tak pernah alpa

Ingin ku akhiri saja apa yang sudah salah

Ingin ku mulai apa yang menjadi seharusnya

Hari ini, pagi masih kembali

Dua belas juta sembilan ratus enam puluh ribu detik lagi

Jika Tuhan menghendaki

Kulangkahkan kaki untuk menggenggam jemari

Meminta dan mengikat dengan janji

Percayalah bahwa kata berpisah dariku berarti mati

Semoga Tuhan merestui


28 November 2021

  • Nurhasanah. Seorang perempuan yang akrab disapa sanah, lahir di Limbong, 17 April 1995 yang kini menetap di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Pembaca dapat lebih akrab dengan penulis melalui akun twitter @sanah1795.

Untuk pemuatan karya sastra (Puisi, Cerpen, Pentigraf, Esai, Pantun, Kritik, Resensi, Peristiwa Budaya, dan tulisan sastra lainnya) silakan dikirim melalui surel:

redaksi.tirastimes@gmail.com

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan