

Ketika mentari menapak hari
Syair mengalun ilham menghampiri
Berharap sastra kokoh berdikari
Menjawab tantangan majukan diri
Hamba sendiri menopang zaman
Ramai orang tiada berkenan
Mungkinkah syair tinggal kenangan
Tergerus oleh goyang dendangan
Sejak pertama menulis syair
Hasrat hendak meluas pikir
Menyingkap misteri sebalik tabir
Indah bahasa cantik terukir
Berkelana jauh telesuri khayal
Membaca kitab sebanyak tebal
Pernah khawatir diterpa gagal
Semangat membaja berpantang aral
Syair selalu mengusik jiwa
Mengajak hanyut menyelam tawa
Hidup semakin terasa bernyawa
Menapak hari sangat istimewa
Seketika hilang sunyi mendera
Senandung syair terpana gembira
Pesona elok rangkai aksara
Menghalau bayang melukis gelora
Lantunan syair hati terpaut
Irama lagu berpadu bertaut
Kesal mencair hilang menghanyut
Perasaan syahdu membuai larut
Mendengar syair menghalau resah
Tenang hati kecamuk gelisah
Mendayu-dayu ketika bermadah
Sesak hilang tenteram sudah
Dendangan syair gaung bergema
Sunyi pergi takjub terkesima
Sebagai bulan terang purnama
Gelap hati jelas menjelma
Biarlah orang memandang sumbang
Sebab suara tiada lantang
Diri percaya takdir mendatang
Berkah syair menghapus bayang
Gundah gulana pergi menjauh
Lantunan syair duka membasuh
Terdengar merdu gema menggemuruh
Mesra terajut membuang gaduh
Syair mendayu menghalau sunyi
Resah jiwa simpan tersembunyi
Seakan-akan bercanda menyanyi
Riuh rendah kedengaran bunyi
Mungkin waktu senantiasa bertukar
Tetapi syair tetap menggelegar
Serata buana membawa sinar
Kelam berubah cerah berbinar
Kepada hati tabah cobaan
Setiap peristiwa hikmah jelmaan
Badai segera melewati terpaan
Setenang ombak pantai tepian
Demikian sudah syair tersusun
Dapat hilangkan gelisah lamun
Diri berharap dapat penuntun
Menyusun jemari maaf diampun
Kelapapati, 17 Jumadil Akhir 1442 H