Tirastimes. Tidak kurang dari 200 buku dihibahkan oleh Budayawan Husnu Abadi, pada Perpustakaan UIR, berlantai 4, di kampus UIR, Jumat 20 September 2024 yang lalu. Hal ini dilakukan sebagai pemenuhan himbauan dari Kepala Perpustakaan UIR Dr. Sri Yuliani, MPd beberapa waktu yang lalu, yakni agar pihak masyarakat termasuk civitas akademika juga memberikan perhatian pada proses pengadaan buku di Perpustakaan UIR. “Dalam akreditasi kelembagaan, juga ada item yang harus diisi, dimana sumber pengadaan buku terbagi dalam beberapa jenis: anggaran UIR, sumbangan pemerintah, sumbangan dosen itu sendiri dan para alumni UIR.”
Kali ini, Husnu Abadi, selain sebagai dosen Fakultas Hukum UIR, juga sebagai pendiri dari Persatuan Penulis SATUPENA pada Kongres Satupena 2017 di Solo, menghibahkan beberapa jenis genre buku: puisi, cerita pendek, novel, buku-buku politik dan hukum, pendidikan, pertanian, baik yang ditulis sendiri oleh Husnu Abadi, maupun yang ditulis oleh penulis lainnya. Misalnya novel Hamidah (Rida K Liamsi), puisi Ngit Cari Agar (Sutardji Calzoum Bachri), Sansauna Dan Dan Dit (Ibrahim Sattah), puisi Abdul Kamal Abdullah (Kemala, Malaysia), Mari Berpantun (Tusiran Suseno), cerpen Jazirah Layeela (Fakhunnas MA Jabbar), Getah Damar (Ellyzan Katan), Festival Syair Asean (Perruas). Adapun karya-karya Husnu Abadi sendiri yang dihibahkan adalah buku puisi Lautan Kabut, Lautan Melaka, Lautan Zikir, Lautan Taj Mahal, Lautan Rempang, Leksikon Sastra Riau, kumpulan esai Riau, Tak Mungkin Melupakanmu, Politik Hukum Dari Pengujian Perpu ke Urusan Agama Bagi Daerah, Norma Hukum Yang Dimuat Kembali oleh UU, Otonomi Khusus Buat Riau, Contempt of Court dan masih banyak yang lain lagi.
Dalam kesempatan itu, antara Perpustakaan UIR dengan Husnu Abadi, yang mengatas namakan pendiri Persatuan Penulis SATUPENA mencapai kesepakatan bersama yaitu untuk ikut menyemarakkan perbincangan perbukuan bersama-sama. “ Setiap ada penerbitan buku baru, sebaiknya ada jugalah perbincangan tentang buku itu, dengan melibatkan komunitas pecinta buku menurut masing-masing genre. Misalnya bulan Oktober besok, terdapat penerbitan 5 buku puisi, maka Perpustakaan UIR siap untuk memfasilitasi penyelenggaraan acara peluncuran dan sekaligus bedah buku. Dengan demikian kampus akan penuh kesibukaan yang bernuansa akademis. Kampus-kampus besar di semua sudut dunia selalu sibuk dengan perbincangan buku-buku yang menarik. Tentu saja Perpustakaan UIR, akan ikut serta di dalamnya. Nah tentu saja uluran tangan perhimpunan penulis yang ada atau komunitas sastra, akan diterima dengan senang hati,” kata Dr. Sri Yulatni menerangkan kepada TirasTimes.
Bagi Husnu Abadi sendiri, upaya hibah buku ini, merupakan gerakan hibah dari beberapa budayawan di Riau, termasuk rekannya Fakhrunnas MA Jabbar, ketika jumlah buku-buku semakin lama semakin banyak, dan rumah yang ada semakin sesak. Setiap pertemuan kesenian, baik di dalam dan luar negeri, para budayawan ini senantiasa menerima buku-buku baru, yang sebagian besar cuma-cuma. Kesadaran ini muncul di sejumlah kalangan budayawan dalam sebuah diskusi sore ketika melihat perkembangan perpustakaan buku pribadi sejumlah budayawan, setelah sang budayawan meninggal dunia, buku-buku itu sama sekali tak terurus dan seolah-olah menjadi beban semata bagi keluarga yang ditinggalkan. “Maka sejak beberapa tahun yang lalu, kami melakukan upaya gerakan hibah buku kepada perpustakaan yang membutuhkan, baik perpustakaan di level desa ataupun sekolah-sekolah. Hibah dari diri saya untuk Perpustakaan UIR, kali ini merupakan termin pertama (ke 1), dan akan dilanjutkan untuk masa-masa yang akan datang.” demikian penjelasan Husnu pada Tirastimes yang didampingi juga oleh Staff Perpustakaan Almadi, SPd (hsn).