

Dulu,
Kupikir cinta selalu menawarkan kebahagiaan,
Menghalau sedih yang berkepanjangan.
Lalu aku pun,
Ingin seperti Alina memiliki kekasih yang dengan segenap hati menyengaja bercerita betapa cantiknya gorong-gorong ketika ia bersembunyi di sana, lalu si kekasih menghadiahinya sepotong senja yang dicurinya yang menyebabkan dikejar-kejar polisi. Gemas, menggelitik.
Atau seperti Hayati, yang dicintai sepenuh hati oleh Zainudin. Diberi surat-surat berdiksi syahdu, menenangkan. Dijadikan tokoh dalam tulisan, diabadikan.
Hanyalah tokoh, yang diceritakan dan disukai banyak orang sebab romantis dan tingkah terkesan dilebih-lebihkan. Apakah kau percaya jika tokoh fiksi hanya hayal belaka?
Tidak.
Ada nyatanya, ia ada.
Sungguh!
Manakala cinta menawarkan segala emosi, kurasa tak hanya tawa-senyum kebahagiaan. Juga sedih, dan sakit.
“Sebab sedihmu, sedihku juga. Kau sakit, aku pun sama” Ucapnya.
September 2022
Delfianty Martin. Lahir di Tanjungpinang, Kepri. Berdomisili di Pekanbaru, Riau. Telah menerbitkan karya tunggal pertamanya yang diberi nama Kolase Dikau, beberapa tulisannya pernah dimuat di beberapa media daring serta antologi bersama. Suka air putih dan senang berbincang, bisa dihubungi melalui instagram @delpiaaaaaaaa