Pulang Ke Rumah Maha Ruhama | Puisi : Hening Wicara

Loading

PULANG KE RUMAH MAHA RUHAMA

Matahari belum datang

Ketika ia dijemput pulang

Aku melaju dalam lengang nan remang

Menyusuri jalan-jalan bercabang

Seperti cabang-cabang pikiranku yang tak bisa kularang

Membayangkan hal yang tidak-tidak tentangnya

Langit yang biasanya kusuguhi senyuman hangat,

kali ini tak sempat kulihat

Entah apa warnanya subuh itu

Jingga bercampur kelabu,

atau kuning bersimbah biru

Sementara di gendang telingaku

Telah bersarang sebuah kata baku

Lebih menakutkan dari hantu

: “Koma”

Di lorong-lorong menuju ICU,

Tiang-tiang lunglai

Nyala lampu-lampu hampir usai

Laron-laron berserak di lantai

Entah masih hidup atau sudah jadi bangkai

Deras hujan semalam sisakan rinai

Tak hanya di pekarangan

Tapi juga di sepetak ruangan

Di atas sebuah dipan

Di tengah sibuknya dua perawat beri pertolongan

Kudengar isak si bungsu lirih

Air matanya basahi sudut kasur putih

Tangis haru bercampur sedih

Karena sendiri ia melepas pergi

Dengan lafaz dua kalimat suci

Aku mendekat,

Kucium kening jenazahnya lekat

Kugenggam jemarinya erat

Dan di telinganya kubisikan kalimat:

“Selamat pulang, Papa.

Selamat menuju Rumah Maha Ruhama

Pekanbaru, 8 September 2020

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan