KUJEMPUT CERITA DI TITIAN JEMBATAN KECIL
Titian jembatan kecil di ujung jalan setapak penuh cerita membuat aku tersenyum sendiri
Senyum yang hanya membungkus sepenggal kisah yang telah hanyut bersama deras air mengalir dibawahnya.
Samar masih terbayang saat kau dan aku luangkan waktu duduk di salah satu tepi titian jembatan itu
Kau duduk di sana berjuntai sambil mengayunkan kedua kaki menyapa buih buih yang tercipta di ujung-ujung jarimu
Aku duduk di sisimu. Kita sengaja melepas petang yang merubah warna langit tak lagi sendu. Mentaripun malu rebah di ufuk barat bersembunyi dibalik pohon-pohon waru.
Banyak cerita mengalir disana antara kita. Aku mengisi ruang waktu dengan bicara apa saja. Aku tumpahkan segala rasa dalam kata pada buih-buih air hingga pecah dan larut bersamanya sedang kau lebih banyak mendengarnya sambil melempar kerikil kerikil yang tak berdosa ke dasar air dan tak akan kembali lagi.
Aku sempat cemburu pada daun kering kuning kemerahan yang hanyut entah dari mana, namun tiba-tiba dapat bebas menyapa ujung-ujung jari kakimu serta bercengkerama bersama buih-buih air dan berlalu sementara menatapmu saja aku malu.
Itu dulu
Kini aku datang lagi
Menata langkah-langkah kaki menghampiri titian jembatan kecil hingga berhenti di tepi sungainya untuk menjemput cerita itu kembali.
Titian Jembatan kecil itu masih seperti dulu. Juga suara riak-riak air disibak batu-batu masih terdengar sama merdu. Aku berdiri petang ini menunggu mentari bersembunyi pada balik pohon-pohon waru seperti waktu dulu.
Tapi aku sendiri
Aku tahu titian ini telah menungguku dalam waktu lama untuk menceritakan apa yang masih kau simpan pada hijau lumut yang membalut tiang-tiang titian jembatan yang tetap berdiri.. Tanyakan pada pohon waru itu jika ada yng terlupa. Dendam pohon waru yang pernah dipatahkan satu rantingnya untuk menorehkan namaku dan namanya di pasir tepi sungai. Aku yakin kau masih menyimpan semua cerita
Juga pada kerikil-kerikil. Mengapunglah dan ceritakan kembali betapa hangatnya sewaktu dia menggenggam sebelum menghempasmu didasar sungai. Aku ingin mendengar cerita itu sekali lagi sebelum waktu menghanyutkanku.
Duri, 22/8/2022