Syair Dunia Tunggang Langgang (Catatan Cinta Prof. Yusmar Yusuf)

79

Syair Dunia Tunggang Langgang

Begitulah takjub bersarang pikir
Tuan bersungguh membedah takdir
Sebuah renungan kembali terlahir
Gema mengalun untaian ziki

Betapa ramah membilas bahasa
Sungguh mencapai puncak kuasa
Mendidik negeri mencerdas bangsa
Tentang tamadun hampir binasa

Tersebutlah dunia tunggang langgang
Berisi orang bersikap bangang
Masa depan menanti gamang
Tergesa melangkah tetapi bimbang

Menukil harapan bertindak ceroboh
Tampak benar berprilaku bodoh
Wajah negeri kecamuk hodoh
Simpulan kata terkesan joloh

Seakan gelagat memintas jalan
Cepat menggapai masa depan
Tanpa sebarang rencana matan
Bagai gentong tiada muatan
Seharusnya terisi dengan kemas
Tersusun rapi terlihat pantas
Walau bayangan hadir melintas
Paling tidak mendatang bekas

Tunggang langgang melar jangkauan
Sebuah dunia jauh tangkapan
Carut marut kacau keadaan
Bertumpang tindih janggal kelihatan

Memandang ke depan semakin sesak
Terpaksa layan ragam kehendak
Sikut menyikut sepak menyepak
Merasa hebat kepala tegak

Tidak mampu dapat menyimak
Pening kepala bercampur kemak
Kian runsing tercabut otak
Serabut pikir menengok palak

Sulit memilih memilah intan
Terpesona kaca ketika berkilauan
Batu gemala terlepas tangan
Malah loyang mematut hidangan

Semua tampil bagai mustika
Serba cepat detik seketika
Serempak menyerbu menebar petaka
Salah hemat berakhir celaka

Tulisan Terkait

Rempang: Husnu Abadi

Berita Lainnya

Dianggap sebagai tradisi literasi
Padahal sejati bertutur basi
Berbual kosong trans-mutasi
Terperangkap sengal kaku situasi

Sebaran berita sisian mata
Khabar benar menyingkap fakta
Mencerna akal kejadian nyata
Tetapi ada menebar sengketa

Dunia terbalik tunggang langgang
Berdepan bingung suasana lengang
Sandaran kuat tiada dipegang
Semua berlalu mengalir sungsang

Masyarakat bangun kebohongan berulang
Lama kelamaan membenar terang
Menghalal cara sepak terjang
Kusut masai melintang pukang

Tunggang langgang mencari sensasi
Hidup dengan segala kontroversi
Tiada peluang insan berprestasi
Melayani syahwat nasfsu revolusi

Jalan pintas berbalut dusta
Sibuk bermain gegap gempita
Padahal laku berbuah derita
Gemar bertikai kelompok kasta

Dari manakah asal muasal
Sebuah rumah cerita bual
Terlalu sempit mengguna akal
Terjebak dungu berlama kekal

Capaian tinggi tamadun bedelau
Semakin terhormat diam memukau
Banyak bicara terjerit pingkau
Macam berkelahi cekau mencekau

Sedikit bicara marwah terpelihara
Sekali bercakap rayuan mesra
Dapat menjadi pelipur lara
Terbuai sahdu dendangan asmara

***

Kelapapati, 12 R. Akhir 1443 H

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan