Resensi Buku: Siti Zulbaidah

190

Judul Buku : Membaca Laut Pada Kampung yang Hilang
Penulis : Bambang Kariyawan Ys.
Cetakan : Pertama, Juni 2023
Penerbit : Soega Publising
Tebal : 70 hlm; 14×21 cm
ISBN : 978-623-7555-551

Sehelai Ketapang menabuh pagi
Hendak jatuh tak sepenuh hati
Menjejak ragu menyentuh bumi
Bersaksi akan selarik sejarah
Bergeloralah bersama gelombang Cina Selatan
Tanah pasir, dan pantai tetap setia
Mendengar penutur berkisah tentang kasih
Putri Pandan Berduri dan Jenang Perkasa
Kisah-kisah lain tentang keping-keping tanah
Yang setia menanti debaran laut
Selendang laut mendodoi angin
Tersangkut pada pepohonan bebarok
Di samping kajang orang-orang laut
Berkelam melewati matahari dan bintang
Menikmati hari diantara petikan agar-agar
Rindu…

Tanjung Uban, 2020

Puisi Bambang Kariyawan Ys dalam buku “ Membaca Laut Pada Kampung yang Hilang” sejenak membawa kita kepada indahnya laut di Kepulauan Riau, tanah pasir, pantai yang memukau, sungai beserta air terjun indah di Provinsi Riau. Bahasa kerennya healing dengan alam, sungguh nikmat yang indah Tuhan berikan lewat alam.
Namun di dalam buku puisi “Membaca Laut Pada Kampung yang Hilang“ ada pesan-pesan sosial tentang keserakahan manusia yang mengakibatkan sungai tercemar, hutan yang gundul, langit yang menguning semua itu tertulis secara apik dalam puisi yang dibuat Bambang Kariyawan Ys.
Di balik semua kisah dan cerita yang termaktub dalam puisi Bambang Kariyawan Ys ada beberapa hal yang mengganggu saya sebagai pembaca adalah ada istilah daerah yang tidak ada penjelasan di bawahnya, seperti: “Menungkah, Sebati, Sotie, Mancokau, dan lain-lain.
Jika ingin mengenal alam Riau dalam bentuk puisi buku ini layak jadi rekomendasi untuk dibaca dan dipelajari.

Siti Zulbaidah, penyuka buku terutama buku fiksi, bekerja sebagai ASN di SMP Negeri 16 Pekanbaru. Bisa dihubungi lewat Instagram: Siti _zulbaidah dan Facebook: @Siti Zulbaidah

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan