

Pekanbaru-Tirastimes: – Biasanya sampah buah-buahan atau sampah organik menjadi permasalahan bagi sejumlah warga, namun ternyata sampah bisa disulap menjadi produk yang bernilai lebih. Dibantu tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lancang Kuning Riau melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bagi Pengelohan Sampah Organik : Eco -Enzym di SMA Al Iltihad Rumbai pada 14 Agustus lalu.
Pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan melalui pemanfaatan sampah organik yang ramah lingkungan. Tim dosen FEB Unilak yang membantu yaitu Dr Jeni Wardi sebagai ketua, dengan anggota Sri Wahyuni MSi, Gusmarila Eka Putri, SE MAk, dengan mengikutsertakan dua mahasiswa Firda Rahmayanti dan Nofa Rosa Linda. Kegiatan di hadiri dan mendapatkan dukungan dari Kepsek SMA Hasan Basri S.Ag.MPd, dengan peserta guru dan siswa bertempat di labor kimia.
Dr Jeni Wardi dalam rilisnya Satbu (19/082023) mengatakan permasalahan pengolahan sampah organik dengan konsep eco-enzym dapat mewujudkan lingkungan sekitar menjadi lebih ramah. Disamping itu bisa menumbuhkan rasa cinta lingkungan bagi peserta pelatihan khususnya siswa siswi SMA. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah; pertama mengenalkan program pelatihan pengolahan sampah organik dengan konsep eco-enzym; kedua melalui pengabdian dapat menghasilkan luaran berupa jurnal pengabdian nasional.
” Edukasi mengenai pengelolaan sampah harus dilakukan sedari dini dan di setiap lapisan masyarakat sehingga gerakan zero waste ini dapat tumbuh pada diri masyarakat. Peran perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan sangat diperlukan ” ucap Dr Jeni.
DIjabarkan Dr Jeni, saat praktek pengolahannya, untuk bahan yang digunakan yaitu air, sampah organik (buah sayur, dan gula aren. Untuk prosedur pembuatan eco-enzyme. pertama persiapkan bahan-bahan (sampah organik, gula, air) dengan perbandingan 3:1:10. Kedua persiapkan peralatan (wadah plastik dengan tutup kedap udara). Ketiga campurkan seluruh bahan sesuai dengan perbandingannya dalam wadah tertutup, kemudian biarkan selama 3 bulan. Wadah dibuka setiap hari selama satu bulan pertama.
Tahap selanjutnya isi bahan dalam wadah tertutup tidak boleh penuh, maksimal 80% dari volume total wadah. Pada minggu pertama campuran bahan eco-enzyme dalam wadah bisa aduk atau tekan ke bawah agar sampah yang mengapung terendam dengan air dan fermentasinya lebih sempurna, dan apabila sampah organik sudah terendamrata dengan air, maka tidak perlu diaduk lagi.(rls/ddk0