

Pantai malu-malu merosot, menaikan air ke daratanOmbak tak lagi bersahabat dengan bulanLelehan salju dingin datang bukan pada waktunyaAmerika terkejut, Trump sebut ini bukan global warmingRancu kamu Trumpvanilla ice cream seharusnya dimusim panasOrang-orang negeri Paman Sam borong membeli jaketRasanya bukanlah panasTapi dinginErang orang pintar, ilmuwan, ahli bahkan dukunSebut ini global warmingAini Meiyasa Atria, siswa SMA Cendana Pekanbaru.
Deru ombak berpadu riuhMemecah hening bibir pantaiMengeluh piluIndahku hanya sebatas sejarahIkan-ikan matiNelayan sengsaraMasyarakat gaduhLucu, tak sadar diri atas perlakuan awalOmong kosong!Hanya asik berucap tak peduli artiPenuhi diri dengan dustaKhayla Suci Andani, siswa SMA Cendana Pekanbaru.
Engkau adalah habitat terindahkuTak bosan mataku memandang keindahanmuBenar.. Kaulah bukti kebesaran-NyaDan tertera di kitab-NyaMeski kutak tahu pastiBentukmu bulat atau datarTapi sekarang di mana indahmu?Indahmu telah dikudeta anak cucu Adam yang tak bertanggung jawabBunga tak lagi bermekaranHarimau tak lagi mengaumPinguin tak lagi mendapat kehangatanAmfibi tak lagi dapat hidup di dua lamKumohon padam amarahmuJangan kau luapkan pada kamiKarena tak semua insan bersalahKuberjanji akan terus menjaga dan melestarikanmuDengan luka yang akan terobatiAlim Rahmat Putra, siswa SMA Cendana Pekanbaru.
Untuk pemuatan karya sastra (Puisi, Cerpen, Esai Kritik Resensi, Peristiwa Budaya dan tulisan sastra lainnya) silakan dikirim melalui surel: redaksi.tirastimes@gmail.com