Kantong Plastik | Puisi : Wina Armada Sukardi

151

KANTONG PLASTIK

Lewat jendela pesawat terbang yang sedang mengangkasa

aku memandang ke bawah

menyaksikan hamparan pantai biru berpasir putih  nan indah  menawan.

Sebuah gelegar halilintar mengubah segalanya

tiba-tiba

di mata hatiku

semua permukaan

pantai  ditutupi kantong plastik hitam

lalu di bibir pantai bergelimpangan bangkai berbagai binatang laut

yang dari mulutnya mengeluarkan kantong- kantong plastik hitam.

Tulisan Terkait

Rempang: Husnu Abadi

Berita Lainnya

Seluruh tubuhku bagaikan  terbungkus kantong plastik

dari ujung jari sampai pucuk rambut gemetar

sedang gigi dan pipi gemeretek

Mataku terasa gelap dan kepalaku pengab

nafasku tersenggal hampir terhenti

lantaran leherku tercekik  kantong plastik hitam

sementara tangan tak dapat digerakan sama sekali.

Begitu pesawat mendarat

aku memaklumatkan diri:

tak sudi  belanja memakai  kantong plastik lagi.

Bintaro, 26 Aril  2023.

Wina Armada Sukardi, lahir di Jakarta 17 Oktober 1959. Profesi utamanya sebagai  wartawan, penulis dan advokat. Telah menghasilkan beberapa buku puisi tunggal, antara lain, Nyanyian Sukma Manusia Teknologi, Mata Burung Gagak Gitaris, dan buku kumpulan cerita pendek tunggal seperti Tak Selamanya Bola Bulat, Sogok! Buku “Memetik Bulan” merupakan kumpulan puisi khusus untuk anak-anak.

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan