

Lewat jendela pesawat terbang yang sedang mengangkasa
aku memandang ke bawah
menyaksikan hamparan pantai biru berpasir putih nan indah menawan.
Sebuah gelegar halilintar mengubah segalanya
tiba-tiba
di mata hatiku
semua permukaan
pantai ditutupi kantong plastik hitam
lalu di bibir pantai bergelimpangan bangkai berbagai binatang laut
yang dari mulutnya mengeluarkan kantong- kantong plastik hitam.
Seluruh tubuhku bagaikan terbungkus kantong plastik
dari ujung jari sampai pucuk rambut gemetar
sedang gigi dan pipi gemeretek
Mataku terasa gelap dan kepalaku pengab
nafasku tersenggal hampir terhenti
lantaran leherku tercekik kantong plastik hitam
sementara tangan tak dapat digerakan sama sekali.
Begitu pesawat mendarat
aku memaklumatkan diri:
tak sudi belanja memakai kantong plastik lagi.
Bintaro, 26 Aril 2023.
Wina Armada Sukardi, lahir di Jakarta 17 Oktober 1959. Profesi utamanya sebagai wartawan, penulis dan advokat. Telah menghasilkan beberapa buku puisi tunggal, antara lain, Nyanyian Sukma Manusia Teknologi, Mata Burung Gagak Gitaris, dan buku kumpulan cerita pendek tunggal seperti Tak Selamanya Bola Bulat, Sogok! Buku “Memetik Bulan” merupakan kumpulan puisi khusus untuk anak-anak.