Putra Riau Ajukan Anugerah dari MURI Sebagai Penulis Syair Terlama di Media Sosial

58
Tulisan Terkait
Berita Lainnya

Loading

BENGKALIS – TIRASTIMES || Berawal ketika pandemic Covid 19 yang mengharuskan kerja dari rumah (WFH), Muhammad Rizal Ical selalu meluangkan waktu untuk memposting syair di media sosial Facebook dan di blog Gurusiana, sejak tanggal 28 Mei 2020 sampai dengan hari ini, (Senin, 3/1) sudah memasuki Tulisan Syair hari ke-222. Tulisan syair putra Riau asal Bengkalis ini  sekarang sedang ajukan Anugerah dari MURI (Musium Rekor Indonesia) Sebagai Penulis Syair terlama di Media Sosial (Blog).

Konsistensi Ical dalam menulis syair di blog Gurusiana (m.rizal.gurusiana.id),  dengan para Anggota dan Pengurus Facebook Media Guru Indonesia (FB-MGI) yang beranggotakan 78.858 guru tersebar di seluruh Indonesia yang diketuai Oleh Muhammad Ihsan (Founder/CEO Gurusiana dan Wakil Ketua IKAPI Jatim) menyarankan agar ical mengajukan ke Musium Rekor Indonesia (MURI). 

Ical kepada Tirastimes.com via telpon menjelaskan “Alhamdulillah, dengan berusaha mencari informasi, akhirnya saya mendapat kontak Ibu Wida, salah seorang pengurus MURI Indonesia”. 

“Atas saran beliau meminta saya untuk mengirimkan surat kepada MURI  dengan kategori sebagai Penulis Syair Terlama di Blog.  Saat ini saya sedang menunggu jawaban dari pihak admin MURI apakah permohonan saya dikabulkan” kata Ical.

“365 hari atau 365 syair adalah target saya untuk menulis syair dalam mendapatkan rekor MURI nantinya. Semoga Allah SWT, selalu memberi kemudahan dan kelancaran untuk saya” harap ical

“Saat awal menulis syair saya hanya mampu menulis antara 1-8 bait syair karena saya juga menulis berbagai genre tulisan. Kemudian secara bertahap meningkat menjadi 10 bait, 12 bait. Sekarang lebih kurang satu bulan terakhir sudah bisa membuat syair sebanyak 15 bait” ungkap ical yang juga Dosen Budaya Melayu di STAIN Bengkalis.

“Ical berharap agar Pemda Bengkalis bisa membuat dan menyelenggarakan iven-iven yang mengangkat nilai tradisi lokal terutama di bidang sastra klasik digalakkan karena bisa menjadi nilai edukasi bagi generasi muda” harapnya.

“Mohon support dan dukungan agar syair sebagai sastra Melayu klasik dapat kembali bangkit” ungkap ical.

“Semoga syair juga sebagai  ikon dunia Melayu selain pantun dapat terwujudkan” tambah ical.[hs]

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan