

Akulah Pekan
Yang lahir di tubuh sungai jantan
Yang menyaksi riuhnya senapelan
Kapal-kapal dagang datang dari Melaka
Membawa mimpi dan suka cita
Yang mengarak tepian jadi bandar laluan
Akulah Pekan
Lahir dari bacaan datuk Pesisir, Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar
Yang menjadi impian perantau kawasan
Meski terik berdengkang
Minyak di atas ditanam
Minyak di bawah digali dalam
Tapi tetap dibanjiri keringat si miskin pengkhayal
Penjual mimpi dan nelayan yang kehilangan ikan
Akulah pekan
Yang dijadikan mimpi anak-anak kampung
Yang dituliskan buku-buku pelajaran
Yang terus bertumbuh dengan gedung menjulang
Meski manusia silver masih senang menggelandang
Badut – badut lampu merah telanjang mempertontonkan kelucuan
Akulah Pekan
Yang dikejar kuasa ketika pilkada
Yang dijanjikan tanpa banjir tapi air terus mengalir
Yang dijanjikan tanpa parkir tapi mereka tak berpikir
Yang dijanjikan tanpa macet tapi klakson terus merepet
Akulah Pekan
Kota yang bersolek molek di balik ambisi metropolitan
Kota masa depan tapi meninggalkan peradaban
Kota jutaan mimpi tapi tak menjadi
Kota yang semakin tua, namun tak juga dewasa
Kotaku, kota kau, dan kota kita
2024
Rian Kurniawan Harahap
Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Pekanbaru