Dr. Nyoto, Ph.D Berhasil Raih Gelar Doktor Kedua di Unisel Malaysia

88
Tulisan Terkait

Loading

PEKANBARU – TIRASTIMES || Orang Tionghoa selama ini identik dengan dunia bisnis. Tapi di tangan seorang Nyoto, mitos itu terpatahkan. Kamis (26/11) putra Tionghoa di Tanah Melayu Riau itu baru  saja dinyatakan lulus  dalam ujian S3 meraih gelar doktor (Ph.D) kedua pada Universiti Selangor (Unisel), Malaysia. Doktor pertama di bidang  Manajemen diraihnya setahun lalu di Universitas Pasundan (Unpas),  Bandung. Bahkan, kini Nyoto masih dalam proses menyelesaikan program Doktor Sejarah di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang.

Nyoto yang kini menjadi dosen tetap Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia sebelumnya  sudah meraih tiga gelar S1 dan empat gelar S2 dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Oleh sebab itu, bila nama Nyoto ditulis lengkap dengan semua gelar pendidikan yang diraihnya menjadi: Dr. Nyoto, SE, SH, S.I.Kom, MH, MM, M.Pd, M.I.Kom, Ph.D

Nyoto  mempertahankan disertasi berjudul ‘Integrasi Pendatang Tionghoa dalam Masyarakat Pribumi  Indonesia (Studi Kasus di Pekanbaru, Kepulauan Meranti  dan Rokan Hilir) di bawah dosen pembimbing Prof. Dr. H. Mohd Zaidi bin Mohd Hajazi. Saat ujian daring tersebut di Pekanbaru, Nyoto didampingi Dr. drh. Chaidir, M.M sebagai observer.

Sidang disertasi Nyoto  tersebut  dengan Chairman  Prof.Dr.Md. Sidin bin A. Ishak dan Majelis Penguji Eksternal yakni Prof Dr. Mansor Mohd. Noor (UKM), Prof. Dato Dr. Wan Hasyim Wan Teh (Universiti Pertahanan Malaysia) dan Penguji internal adalah Prof Dr. Mohd Nor Nawawi, Assc.  Prof Dr. Setyawan Widyarto, Assc Prof. Dr Hamdan Bin Mohd Salleh dan  Assc.  Prof. Dr. Mohammad Daud.
 
Nyoto usai dinyatakan lulus ujian doktor tersebut kepada Tirastimes.com mengungkapkan rasa bahagianya. Apalagi ujian ini digelar dalam suasana pandemi Covid 19 yang tidak memungkinkannya datang secara tatap muka di kampus Unisel, Selanģor, Malaysia.

”Saya benar-benar bersyukur kepada Tuhan  telah berhasil melewati ujian doktor ini,” ujar Nyoto.

Berbagai ucapan selamat pun berdatangan dari  keluarga, kerabat, kolega dan pihak Unisel sendiri baik disampaikan langsung maupun lewat media sosial.

”Tahniah di atas kejayaan Nyoto menyelesaikan tesis dengan  baik dan  dianugerah Ph.D dengannya. Terus menulis perihal kehidupan rakyat kepelbagaian etnik,” ucap Prof Dr Mansor dari UKM lewat WA  yang menjadi penguji Nyoto.

Sementara, sahabat Nyoto sesama mahasiswa S3 Unisel, Fakhrunnas MA Jabbar dan Yeye Rahmat Akbar mengucapkan selamat atas raihan gelar Ph.D bagi Nyoto.

”Terus terang saya bangga dengan prestasi Adinda Nyoto yang sangat gigih dan bekerja keras dalam mewujudkan cita-citanya,” kata Fakhrunnas yang jadi dosen Universitss Islsm Riau (UIR) Pekanbaru.

”Keberhasilan Pak Nyoto ini menjadi motivasi bagi kami untuk menyelesaikan pendidiksn S3 di Unisel. Dulu Pak Nyotolah yang memperkenalkan Unisel dsn mengajak kami untuk mengambil program S3 di kampus yang ssma,” ucap Yeye yang sehari-hari sebagai dosen tetap  STIE Persada Bunda, Pekanbaru.
 
Keluarga Sukses

Nyoto lahir di Citaman Jernih, Deli Serdang, Sumut, 10 Oktober 1968. Ihwal perantauan Nyoto di Pekanbaru diawali pada tahun 1989 Nyoto dipindahtugaskan olrh perusahaan tempatnya bekerja.

Selama bertugas di Pekanbaru inilah, Nyoto bertemu  Lily, dara Tionghoa asal Pekanbaru yang dinikahinya. Dari perkawinan tersebut, mereka dianugerahi dua putri masing-masing Teresa Pranyoto dan Rebecca Vola Nyoto.

”Saya sejak dulu merasa sudah jadi orang Riau karena istri memang orang Riau. Saya bangun rumah di sini. Segalanya kami lakukan di sini. Di kampung kelahiran hanya tinggal abang saya,” cerita lelaki penggemar burung ini. Saat berbincang lewat telepon genggam terdengar suara nyaring burung jalak dan kutilang saling bersahutan.

Puti pertama Teresa Pranyoto bekerja di Google Australia.  Sementara putri keduanya, Rebecca La Volla Nyoto, S.Kom (UI) sekarang  sedang mengambil S2 di UI Jurusan Magister Teknologi Informasi.

Peneliti dan Penulis Buku Produktif

Nyoto dikenal sebagai sebagai peneliti dan penulis yang produktif di Riau. Puluhan penelitian dilakukannya dan sebagian dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah. Di antara penelitiannya itu ada yang bekerjasama dengan The Ford Foundation yakni penelitian  “Fenomena Sosial Politik Si Anak Tiri Republik.” Nyoto pernah dinomisasikan dalam Anugerah  Sagang tahun 2014 untuk katrgori  Penelitian Budaya.

Pengalaman menulis Nyoto tentang banyak bidang sosial dan budaya telah menempatkan dirinya sebagai kolomnis dan sastrawan. Nyoto pernah betahun-tahun menjadi kolomnis tetap di Harian Riau Pos bertajuk ‘Tanglin.’ Tahun 2012 Nyoto pernsh meraih Juara Kedua Lomna Karya Tulis Harian Riau Mandiri.

Nyoto juga menulis di berbagai media antara lain Riau Pos, Riau Mandiri, Waspada Medan, Harian Sinar Pembangunan Medan, Majalah Budaya Sagang Riau, Kompas, Media Riau dan  Medan Bisnis.

Puluhan buku  Nyoto berbagai keahlian sudah terbit di antaranya  Kumpulan Cerpen ‘Tuyul’ (Unri Press), Transformasi Budaya Konfusianisme dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan (2019),  Ladang Kata, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bunga Rampai Sejarah Tiongkok, Cerita Rakyat Hikayat Bagan Siapiapi , Novel Sejarah Epos Mataram Sang Penembahan, KumcervTopeng Monyet,  Makna Tradisi Bakar Tongkang Masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi,  Metodologi Penelitian: Teori dan Aplikasi, Het Dollar Land, Tembakau Deli Tempo Doeloe,  Cara Praktis Budidaya Kelapa Sawit, Fenomena Kehidupan Sosial Politik Si Anak Tiri Republika, Seri Sejarah Tiongkok; Tanglung,  Jalan Pulang (Kumpulan Cerpen Terpilih Riau Pos 2006),  Rekonstruksi Problematika Minoritas Tionghoa di Indonesia; Berbagai Kasus, Inpres, Kepres, Undang-Undang, dan Peraturan Deskriminasi., Derai Tangis Di Penghujung Tawa (Novel). ,     Burung-Burung Kertas,     Percakapan Mawar (Antologi Puisi), Senandung Rindu Dari Perbaungan (Antologi Puisi), 

 Etnis Cina: Antara Mengangkat Batang Terendam dan Lahan Pemerasan, Riau Dalam Catatan Ekonomi. 2002. Unri Press. Pekanbaru, Biografi Kim Teng: Dari Pejuang Hingga Kedai Kopi, Lima Wajah (AntologiPuisi Bersama).

Pendidikan formal S1, S2 dan S3 yang ditempuh Nyoto telah menjadikan dirinya ahli tentang SDM, Sosial Ekomomi, Hukum Bisnis dan  Komunikasi Bisnis, Sejarah sab Budaya Tionghoa Ibdonesia. (fmj)

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan