

Termenung jauh memandang langit
Sedang cuaca panas menggigit
Syair mengalun rindu menghimpit
Mengapa sampai batin menjerit
Mantra pengasih syair dendangan
Merdu terdengar beralun alunan
Memanggil kekasih terbebas khayalan
Bersatu hati tanpa hambatan
Bim salabim segera berubah
Datang kekasih menampak wajah
Wahai penguasa negeri berantah
Tangkap kemari hilang gelisah
Cepat bebaskan beban asmara
Tiada sanggup memikul sengsara
Terngiang-ngiang membuat lara
Sedang diri kecamuk gelora
Manana trana ikatan mendekat
Dapatlah sekadar rayu memikat
Labuh segala gejolak hasrat
Giat cinta semakin menggeliat
Duhai penguasa petala bumi
Tetes gelora tumbuh bersemi
Jeritan jiwa hilang terbasmi
Berakhir cinta peraduan resmi
Dengan segenap kekuatan sihir
Terima cinta tanpa berfikir
Abadi hubungan hingga akhir
Jika tidak harapan tterpinggir
Bukan dukun bukanlah pawang
Tangkap rupa sebalik bayang
Buat benci menjadi sayang
Sekali pandang terasa senang
Wahai malam terang purnama
Bawa sinar serupa menjelma
Meliuk ikut binar menjelma
Begitu sulit hakikat terima
Kepada seru penguasa buana
Terhindar ratap jauh bencana
Jauhkan perasaan menjauh merana
Kekasih menatap pandangan terpesona
Takkan runtuh diterjang badai
Kasih bersatu tiada terlerai
Peluk mendekap jatuh tersadai
Kemudian mesra sambil membelai
Mantra pengasih mujarab khasiat
Bersama angin pelukan erat
Sejuk menusuk nafas tersekat
Kepada kekasih fikir teringat
Luluhlah segala keangkuhan hati
Terucap terus tiada henti
Menganggu lamunan ternanti-nanti
Terkabul cita cinta sebati
Tenanglah jiwa seribu kehendak
Takkan pergi walau ditolak
Bersanding cantik berdiri tegak
Lebur bersama pekik teriak
Demikian syair mantra pengasih
Sekali dekat jangan tersisih
Meraih mimpi cinta berputih
Ataukah tangis semakin merintih
Kelapapati, 19 Rajab 1442 H