Sekian lama terhambat sibuk
Cerita tuan banyak menumpuk
Geram kembara ilham mengamuk
Sesempat mungkin lahap kemaruk
Syair berkisah ulasan rumah
Sejak tangis melolong tumpah
Alam semesta bermula jengah
Lukisan nyata terpampang indah
Melihat bulan kerdip mentari
Berawal tatap mata sendiri
Sebelum langkah tegak berdiri
Mengeja Tuhan seraya sembari
Bukan cukup sekadar sabda
Paham Tuhan menepuk dada
Terkadang dungu sibak berada
Tidak terkesan mengada ada
Tersebab ilmu sangat terbatas
Kajian insan terhadap Tuhan
Rumah memberi jelas jawaban
Memetik dungu dengan perlahan
Bukanlah makhluk sosial semata
Insan perlu senyap berkata
Memeluk hening meski terbata
Renung merenung ruang cerita
Mengambil hikmah sebalik diam
Menggali sempat demikian dalam
Reguk makna hangat tertuam
Setelah cangkung berisik berperam
Waktu bergelut menjadi bekal
Dalam majelis bergaul sosial
Senang berhimpun seloka berbual
Luah hasrat sejuk berbungkal
Berkurun lama ramai bersorak
Berbekal sekolah landas berpijak
Pengalaman hidup sekali serentak
Cobalah dungu suara teriak
Duduk rumah rehatkan badan
Supaya diri merasa aman
Lapang dada pikiran nyaman
Sambil tangkis segala serangan
Rumah tempat rebah melarut
Berbantal lengan taut selimut
Mesra hubungan erat berpaut
Jauh terhindar bertikai carut
Sementara luar alam ancaman
Beramuk bising penuh persaingan
Hukum rimba menjadi aturan
Kuat menang lemah tertekan
Segala penyakit berasal luar
Wabah ancam kemudian menyebar
Rumah molek selonjor bersandar
Sepi meredam sekalian debar
Terkadang lagak pamer menenteng
Menganggap orang terlalu enteng
Seperti penguasa berwajah centeng
Luahan rasa muka tercoreng
Permainan dunia merusak fana
Menyimpan bahaya sebalik pesona
Jangan sampai binasa merana
Tergoda godaan setan durjana
Menjadi sesuatu bangga menumpang
Padahal berbentuk lain orang
Megah jabatan rebut peluang
Berakhir kisah sebagai pecundang
Tanpa sadar hanyalah perencah
Tidak berisi ketika dicecah
Terinjak sedikit retak terpecah
Berderai tangis deras membuncah
Sibuk berdebat beradu pendapat
Ulasan kata sungguh memikat
Tuding sanding pertanda hebat
Padahal kemak mata melihat
Pulang rumah sekejap merenung
Bukan takut cari pelindung
Pupuk tenaga kembali bertarung
Supaya semangat tidak terbendung
Berbuat baiklah kepada kerabat
Handai taulan keluarga terdekat
Genggam jemari tangan berjabat
Patut berjalan pegangan tongkat
Kelapapati, 29 Rabiul Awal 1443 H