Restitusi | Artikel : Sabrina, S.Pd.SD.

173
Tulisan Terkait
Berita Lainnya

Loading

RESTITUSI

Sebuah Cara Menanamkan Disiplin Positif Pada Murid

Sering kita di hadapkan dengan situasi dimana siswa melanggar aturan, namun kita kesulitan untuk menghindari hukuman”.

Apa itu restitusi?

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004).

Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai.

Hukuman atau pembiaran

            Restitusi dapat di terapkan di sekolah maupun di rumah. Anak akan belajar dari kesalahannya dan menjadi pribadi yang bisa diterima di kelompoknya. Misalnya seorang anak yang datang terlambat, Ketika guru memberikan hukuman maka siswa akan merasa marah, atau dendam kepada gurunya, atau sebaliknya ketika guru membiarkan sikap tersebut terjadi tanpa memberikan petunjuk apakah perbuatannya perlu dilakukan selanjutnya ataupun tidak, maka siswa akan merasa itu bukanlah perbuatan yang melanggar aturan.

Pelaksanaan restitusi

            Langkah terbaik dari masalah yang terjadi seperti tersebut adalah dengan melakukan restitusi yaitu:

1. Menanyakan apa yang membuat anak terlambat datang ke sekolah.

2. Dari jawaban anak, kita dapat menanyakan apakah perbuatan tersebut baik untuk di pertahankan.

3. Menanyakan usaha apa yang dapat di lakukan agar tidak terlambat

4. Mengajak siswa membuat kesepakatan untuk dating tepat waktu dengan keinginan sendiri.

Restitusi dapat ‘menuntun’ untuk melihat ke dalam diri

Dalam proses restitusi kita akan melihat adanya ketidakselarasan antara tindakan murid yang berbuat salah dan keyakinan mereka tentang orang seperti apa yang mereka inginkan. Untuk membimbing proses pemulihan diri, guru bisa bertanya pada mereka:

● Kamu ingin menjadi orang seperti apa?

● Kamu akan terlihat, terdengar, dan terasa seperti apa kalau kamu sudah menjadi orang yang seperti itu?

● Apa yang kamu percaya tentang bagaimana orang harus memperlakukan orang lain?

● Bagaimana kamu mau diperlakukan ketika kamu berbuat salah?

Di zaman sekarang kita perlu menghindari hukuman dan menerapkan restutusi untuk menjaga kekuatan diri siswa yang berbuat salah, belajar dari kesalahan, belajar untuk menghargai orang lain dengan menemukan ingin seperti apa dirinya diperlakukan, dan menawarkan solusi bukan paksaan.

Sumber:

Disarikan dari Buku It’s All About WE; Rethinking Discipline using Restitution, Third Edition,

Diane Gossen, 2008.

Modul 1.4 – Budaya Positif Pendidikan Guru Penggerak PGP Angkatan 5 Kemdikbud.

Sabrina, S.Pd.SD,  Kepsek SDN 009 Galang

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan