

Budaya sekolah yang positif merupakan jantung dari perubahan dan pertumbuhan dalam dinamika pembelajaran di setiap sekolah. Budaya sekolahnyang ditandai oleh lingkungan sekolah yang kondusif harus menjadi target capaian kinerja dari setiap kepala sekolah. Banyak pendapat tentang kriteria lingkungan sekolah yang kondusif, diantaranya adalah adanya kesempatan yang memungkinkan kerja sama guru-guru untuk dapat mengembangkan profesionalitas mereka, adanya penghargaan dan pengakuan atas capaian guru-guru yang berdampak pada perubahan mutu sekolah yang lebih baik dari waktu ke waktu dan lain sebagainya.
Kepala sekolah memegang peran sangat penting untuk mewujudkan budaya sekolah positif. Untuk menguraikan pekerjaan seorang kepala sekolah tidak cukup dalam suatu bentuk esai sepanjang 1000 kata. Kepala sekolah pada “zaman now” menjalankan peran yang lebih kompleks yang mensyaratkan kemampuan multitugas (multitasking) dan perubahan peran yang dinamis. Budaya sekolah yang positif merupakan dasar utama bagi kepala sekolah untuk menjadikan berbagai komponen keberhasilan sekolah. Sebagai contoh, apabila seorang kepala sekolah ingin meningkatkan capaian keberhasilan siswa-siswa untuk literasi membaca, maka kepala sekolah seyogyanya meminta dan menghargai saran dan masukan dari guru yang berpengalaman. Tindakan yang dilakukan kepala sekolah ini merupakan wujud nyata dari mengapresiasi setiap individu yang terdapat dalam sekolahnya didasarkan atas pengalaman dan fakta.
Cara lain yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk menciptakan budaya sekolah yang positif adalah melalui pelibatan dirinya dalam berbagai kegiatan di sekolah. Kegiatan dimaksud dapat berupa dialog dengan guru-guru sebelum dimulainya pembelajaran di kelas, menyambut kedatangan siswa didepan pintu gerbang, menyapa orang tua yang mengantarkan anaknya dan menyiapkan perencanaan yang dikaitkan dengan waktu mengajar guru maupun tenaga kependidikan lain, seperti pustakawan atau pegawai tata usaha. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah ini secara tidak langsung akan memupuk kuatnya budaya sekolah melalui rasa kepemilikan (sense of belonging) diantara individu pada sekolah, dan pengakuan keberadaan dari pihak-pihak, baik didalam maupun diluar sekolah. Untuk menciptakan rasa kepemilikann tersebut, perlu diketahui bahwa keberadaan kepala sekolah di sekolah bukanlah untuk meningkatkan hasil tes yang tinggi, tetapi untuk mengembangkan hubungan yang positif (positive relationship) diantara warga sekolah. Kepala sekolah harus mampu menjadi sosok penengah dan sumber informasi bagi bawahannya serta sebagai pemecah masalah yang terjadi di sekolah yang dipimpinnya. Semoga bermanfaat!
Azrafiandi, S.Si, Direktur Pendidikan Yayasan Islam Al Basyir dan Kepsek SD – SMP IT Abu Bakar Ash-Shiddiq Pekanbaru