Pekanbaru, Dari Negeri Sahibul Kitab Menjadi Tamannya Para Penulis

59
Tulisan Terkait
Berita Lainnya

Loading

PEKANBARU- TIRASTIMES :  “Kalaulah negeri Riau ini diberi julukan oleh Amarzan Lubis, seorang wartawan majalah Tempo, pada Tahun 2005,  sebagai negeri Sahibul Kitab, maka sudah selayaknyalah kota Pekanbaru yang merupakan ibu negeri provinsi Riau ini, merupakan bagian daripadanya. Bahkan kalau boleh, kota ini layak menjadi kota dengan sebutan Tamannya Para Penulis, atau dalam bahasa  asingnya, Bustanul Khatibin.”  Demikian pernyataan Ketua LAM Kota Pekanbaru Datok Muspidauan, S.H., M.H.,  semalam, di Gedung LAM Kota, Jalan Senapelan, setelah melakukan perbualan dengan 3 penulis Riau, Dr. Muchied Albintani, Musthamir Thalib, dan Dr. Husnu Abadi.

Lebih jauh dia menyatakan bahwa seperti sebuah taman, yang memerlukan perawatan, pemberian pupuk, serta arah yang jelas, maka demikian juga dengan kreatifitas penulisan perlu terus dikembangkan, bahkan sejak generasi muda. “Untuk itu, LAM Kota,  dengan momen ulang tahun Pekanbaru ke 237,  membuka diri untuk ikut serta bersama komunitas warga lainnya, untuk bersama-sama menciptakan  dan merawat tradisi intelektual dan tradisi kepenulisan di kota ini.

Foto Dari Kiri : Dr. Husnu Abadi, Dr. Muchied Albintani, Datuk Muspidauan, Bambang Irawan, Musthamir Thalib

“Untuk memberi arti akan kehadiran para penulis bagi kota ini, maka saya sangat menyetujui usulan dari sastrawan Musthamir Thalib, yang menyarankan agar LAM Kota menginisiasi terbitnya antologi puisi dengan tema  Kehidupan Kota Pekanbaru,” Kata Datuk Muspidaun

“Saya sebagai orang yang sedikit banyak juga menikmati karya-karya sastra,  tentu sangat ingin membanggakan kota ini, antara lain dengan  puisi-puisi yang berbicara tentang  berbagai sudut kehidupan kota ini, termasuk sejarahnya ”.  tambah Datuk Muspidauan.

Pertemuan silaturrahmi antara LAM Kota dengan beberapa penulis kota ini, bertujuan untuk menjalin kerjasama antara institusi yang bergerak di bidang adat dan kebudayaan Melayu, dengan para kaum penulis, yang juga sastrawan dan akademisi.  Seperti diketahui, Dr. Muchied Albintani adalah penulis beberapa buku puisi dan buku sosial politik,   dosen pada Fisipol UNRI lulusan UKM Malaysia,  sedangkan Musthamir Thalib adalah seorang penulis sastra dan budaya serta pengelola sebuah yayasan pendidikan,  sedangkan  Dr. Husnu Abadi, adalah budayawan  penerima Hadiah Sastra Sagang (2015), penerimaZ. Asikin Kusumahatmaja Award (Tahun 2014, Prof. Dr. Erman Rajagukuk, UI Jakarta) , disamping dosen pada Program Magister Hukum  UIR. 

Kongres  Penulis Indonesia (Satupena)  ke 2

Ketika disampaikan oleh ketiga penulis ini tentang akan diadakannya  Kongres Penulis Indonesia (Satupena) yang ke 2, di Jakarta, 15-18 Agustus , Ketua LAM Kota mengharapkan dan  menyambut baik adanya Kongres ini sekaligus menyarankan agar sebaiknya sebelumkongres,  komunitas  Satupena Pekanbaru mengadakan diskusi buku. “ Silahkan gunakan ruang yang cukup banyak di Gedung Senapelan ini, untuk kegiatan para penulis. Kami akan membantu sekuat tenaga agar  kegiatan ini dapat terselenggara ”

Sementara itu, sastrawan nasional yang juga merupakan pengurus nasional Satupena , Fakhrunnas MA Jabbar, menyatakan kepada Tirastimes bahwa keberadaan Satupena selama 4 tahun ini, telah mencapai banyak hal seperti diakuinya penulis sebagai sebuah profesi, upaya pengurangan pajak bagi penulis, pelatihan kepenulisan untuk kaum muda. “ Pada prinsipnya Satupena cukup berguna buat para penulis. Khusus untuk Pekanbaru, organisasi Satupena ini memang belum terbentuk, demikian juga di kota-kota lainnya. Memang kebijakan Ketua Umum  Satupena  Dr. Nasir Tamara nampaknya belum pada pengembangan satuan organisasi. Karena, basis Satupena adalah perseorangan. Apalagi saat ini, pertemuan nasional sudah sangat mudah dilakukan, lewat jaringan (on line)”.  Imbuh Fakhrunnas sambil menyatakan bahwa dia kini sedang mempersiapkan penerbitan buku Jejak Langkah 5 Rektor UIR, yang akan diterbitkan oleh UIR Press.  “ Insya Allah akan dilaunching  pada hari Kamis, 1 Juli 2021, persis pada saat pelantikan Rektor UIR, masa bakti2021-2025, Prof.  Dr. Syafrinaldi. “  (hs)

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan