Bocah Beraroma Badai | Puisi : Bambang Kariyawan Ys

74

Puisi Bambang Kariyawan Ys

Bocah Beraroma Badai

Aku terdiam di ujung pulau
Menatap Tumasik bertemankan bait-bait kisah masa lalu
Legenda berdarah tentang amuk laut
Geliat todak menumpahkan amarah
Membanjiri pasir dengan anyir darah
Pilu …
Ngilu …
Terseduh …
Tak tahu kemana
Tak tahu mengapa
Tak tahu apa-apa
Sehampar pasir berbisik
Tersekat menahan langkah cahaya seorang budak
Nadim, bocah angin beraroma badai
Lantangnya membelah senja
“Bentengkan pantai dengan bebatang pisang!!!”
Todak-todak hilang amarah
Layu berpatahkan luka
Nadim pahlawan semusim
Tersanjung pada kesahajaan
Sebilah fitnah terhembuskan
“Nadim akan merebut tahta, Sultan”
Amarah todak belum lenyap
Tersembunyi di hati para pendeki
Berlubuk digumpal kalbu
Berkarat disengkarut ambisi
Rantai-rantai bergemerincing
Menyeret pahlawan semusim sebagai tumbal tak beralasan
Kala rembulan membunting
Gemerincing itu kembali bertanda
Pilu …
Ngilu …
Terseduh …



Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan