Percakapan Pagi di Istora | Puisi : Rida K Liamsi

71
Tulisan Terkait

Rempang: Husnu Abadi

Berita Lainnya

Ia Pulang: Puisi Siti Salmah

Loading

Percakapan Pagi di Istora

Bung, lihatlah Arjuna , masih terus memanah ke barat
Siapa yang ingin dikalahkannya ?
Di barat hanya ada masa lalu
Tempat methahistoria mencatat mimpi yang lapuk
Di barat waktu sudah berhenti bertanya
Dan hidup kehilangan pesonanya
Anak panahnya hanya memanah jejak
Puisi puisi penuh sesal dan luka yang tak dikehendak
Jejak cuma kenangan yang capas
Menimbun harapan yang lepas

Seharusnya dia memanah ke Timur ke matahari terbit
Disana sang penjahit mimpi berseloka
Tentang hari hari penuh pesona
Kesombongan yang sedang menulis sejarah
Bendang waktu yang membuat semua berlari
Seperti kata kata yang tak berhenti menari dan menjadi puisi

Bung , di arena hanya ada pekik dan keringat
Kalah dan menang
dan sejarah terkadang menyakitkan
Aku tak lagi menemukan jejakmu di situ
Meski pun pada shutlecook sepasang lansia
yang sedang merawat cinta.

Kikik dan lenguh di udara pagi
Di aspal basah dan bau parfum yang lembab
Aku hanya menyaksikan waktu menghapus jejak mu.
Di arca dan kuku Bima
waktu telah jadi batu
Dan aromanya seperti bau sesiapa yang berkuasa ketika itu
Semua telah jadi seteru

2016 /2017/2018

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan