Puisi : Sajak Seorang Ibu Kepada Anaknya Yang Akan Berangkat Ke Pelabuhan Kehidupan – Husnu Abadi

52
Tulisan Terkait

Loading

Foto stok gratis biasa saja, cantik, cinta

SAJAK SEORANG IBU KEPADA ANAKNYA
YANG AKAN BERANGKAT KE PELABUHAN KEHIDUPAN

Aku tulis sajak ini
Ketika hari ini engkau telah tetapkan pilihan
Engkau telah memilih seseorang yang akan mendampingimu dalam
mengarungi kehidupan
engkau telah memilih untuk meninggalkan aku
setelah puluhan tahun aku menawarkan arahan, keteladanan, nasehat, kearifan dan bagaimana engkau harus melangkah
ya memang begitulah hukum kehidupan
ada yang dilahirkan, dibimbing, dibesarkan dan akhirnya dikawinkan

aku tulis sajak ini saat bulan tua
setiap ibu pasti merasa kehilangan ketika satu persatu anak-anaknya diantarkan ke pelabuhan kehidupan
ada air mata yang tumpah, ada air mata kasih sayang yang terpaksa tidak dapat mengalir seperti sedia kala
aku dan nasibku akan mengikuti aliran air entah sampai dimana

aku jadi ingat tiga puluh tahun yang lalu
ketika aku juga berangkat dari pelabuhan kampong Melayu, mencari kehidupan baru
bapak dan ibuku juga mengiringiku dengan air mata kebahagiaan, pengharapan dan juga kecemasan
ya begitulah nyanyian kehidupan, sebuah nyanyian yang terkumpul didalamnya pengharapan dan kecemasan
datang, merangkak, berjalan, remaja, dewasa dan akhirnya mengembara di belantara kehidupan
tak semua impian kehidupan menjadi kenyataan, tak semua kenyataan berasal dari mimpi-mimpi masa lalu yang panjang
ada yang manis dan ada pula yang pahit berkepanjangan
renungkanlah hal ini anakku

aku tulis sajak ini saat rembulan setengah tersenyum
tak ada yang lebih menggembirakan hati ketika aku mendengar engkau telah dapat berjalan dengan kokoh di atas gelombang
tak ada lautan yang tak dapat dilayari
tak ada gunung yang tak dapat didaki
tak ada jurang yang tak dapat dijelajahi

kini aku hanya dapat bersuara lirih dan berdoa
kulepas engkau di dermaga pelabuhan ini
pandanglah ke depan
pandanglah pulau kehidupan itu
sementara itu akau melepas kepenatanku yang semakin terasa dan semakin terlupakan

Tangkerang Labuai, 12/09.

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan