Di balik sudah, kutemukan sesal yang menggurat,
Seperti jejak langkah yang terhapus oleh hujan,
Mengalir perlahan, meluruhkan sisa-sisa waktu,
Dalam bisikan hati yang lirih, terbungkus rindu.
Berulang kali kuterjatuh di lubang yang sama,
Mengulangi salah yang telah kusadari,
Namun nafsu menyelimuti akal yang lemah,
Membutakan hati dari cahaya yang Kau titipkan.
Ya Allah, hamba-Mu ini sering alpa,
Dalam dekapan dunia yang menggoda jiwa,
Kupuja apa yang seharusnya kutinggalkan,
Kukejar apa yang menjauhkan diri dari-Mu.
Sesal ini terukir dalam diam yang panjang,
Setelah sudah terlanjur kutempuh jalan salah,
Namun, Engkau tetap menunggu dengan kasih-Mu,
Membuka pintu maaf yang tak pernah tertutup.
Betapa kecil aku di hadapan-Mu,
Dalam setiap sujud yang kuharap dapat menghapus,
Segala dosa yang telah kulakukan berulang,
Seperti debu di atas debu, menutupi cahaya.
Ya Allah, hanya pada-Mu aku kembali,
Dengan hati yang hancur dan mata yang basah,
Kuyakin, meski sesal ini berat di pundak,
Rahmat-Mu lebih luas dari segala khilaf yang kulakukan.
Sesal ini, di balik sudah, adalah pengingat,
Bahwa jalan kembali selalu ada bagi mereka yang ingin,
Ampuni aku, ya Rabb, yang berulang tergelincir,
Dan bimbinglah aku menuju jalan yang lurus tanpa cela.
Di balik sudah, kupersembahkan penyesalan,
Agar kelak, langkahku tak lagi berpaling,
Menuju-Mu, satu-satunya tempat kembali,
Dengan hati yang berharap, dan jiwa yang ingin suci.
Pku 2019