Shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Eh, Khatibnya AA Gym

Shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Eh, Khatibnya AA Gym

73

Shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Eh, Khatibnya AA Gym

Oleh Fakhrunnas MA Jabbar

PERJALANAN tak terduga membawa saya dan istri, Tutin Apriyani, 27 Desember 2024, dari Jakarta menuju Banda Aceh, sebelum melanjutkan ke Sabang. Saat itu, saya berkesempatan melaksanakan shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, ikon bersejarah yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh. Duduk di saf keempat, tak jauh dari mimbar khutbah, saya menyaksikan suasana masjid yang luar biasa ramai hingga jamaah meluber ke pelataran yang berlantai marmer dan pualam.

Protokol masjid mengumumkan khatib Jumat kali ini adalah KH Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym. Kehadirannya menjadi magnet bagi jamaah, sehingga masjid benar-benar penuh. Dari tempat duduk saya, hanya berjarak sekitar tujuh meter dari mimbar, saya memanfaatkan momen tersebut untuk membuat siaran langsung di Facebook.

Dalam khutbahnya, Aa Gym menekankan pentingnya beramal saleh yang diawali dengan mendalami ilmu agama. Beliau mengingatkan bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara dan merupakan ladang untuk mengabdi kepada Allah. Di akhirat kelak, setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan, dan segala harta dunia hanyalah pinjaman yang sewaktu-waktu akan diambil kembali oleh Allah. “Ibarat tukang parkir,” kata beliau, “kita harus rela ketika kendaraan yang dititipkan diambil oleh pemiliknya.”

Berita Lainnya

Masjid Raya Baiturrahman sendiri menyuguhkan keindahan yang memukau. Konon, arsitekturnya dirancang oleh orang Belanda, menjadikannya perpaduan unik antara gaya Islam dan Eropa. Masjid ini juga memiliki sejarah luar biasa, terutama saat tsunami 2004. Meski bencana dahsyat itu melanda hampir seluruh wilayah Aceh, genangan air hanya sampai di halaman masjid, seolah-olah Allah melindungi rumah-Nya.

Kedatangan Aa Gym ke Aceh kali ini adalah bagian dari doa bersama mengenang tragedi tsunami yang telah merenggut ratusan ribu jiwa, dengan estimasi korban antara 250.000 hingga 400.000 orang. Khutbah tersebut menjadi pengingat bagi kami semua untuk terus memperbaiki diri, mengingat betapa fana kehidupan ini, dan mengutamakan amal yang bermanfaat untuk akhirat.

Pengalaman ini tidak hanya memperkaya spiritualitas saya, tetapi juga membuat saya semakin menghargai warisan budaya dan keagamaan yang dimiliki Aceh. Masjid Raya Baiturrahman akan selalu menjadi simbol kebesaran Allah dan keteguhan iman masyarakat Aceh.***

Fakhrunnas MA Jabbar adalah sastrawan, wartawan dan budayawan, juga Pemred Tirastimes. Suka melakukan traveling di dalam dan luar negeri.

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan