Ziarah Mengenang Usman Awang, Seniman: dari, oleh dan untuk Masyarakat

56
Tulisan Terkait

Rempang: Husnu Abadi

Loading

Redaktur: Fitriana Setyaningrum

SELANGOR-TIRASTIMES: Siang itu, rombongan Panggung Toktan sampai di Villa Damai Rasyidin, Sungai Besar Selangor. Villa yang tak jauh dari laut menghadirkan Panggung Toktan dan enam penyair Riau serta sejumlah wartawan Riau dalam rangka menghadiri jemputan akbar dari Panitia Ziarah Karyawan Asia Tenggara Mengenang Usman Awang.

Malamnya delegasi dari Singapura, Malaysia, Vietnam dan Indonesia disuguhkan persembahan Panggung Toktan, Nuyang Jaimee dan Ibrahim Ilyas di panggung utama di tengah sawah.

Ada banyak pengunjung yang menonton pada 12 Agustus pekan kemarin.

Sedangkan 13 Agustusnya, panggung sawah menampilkan kembali Teater musikal Uda dan Dara yang disutradarai Dinsman. Naskah Pementasan itu diambil dari karya Usman Awang, Sastrawan Negara Malaysia. Seluruh delegasi Asia Tenggara kembali ke Villa Damai Rasyidin setelah acara usai.

Kegiatan ini bertajuk Baca Sajak Sampai Subuh. Satu persatu penyair dari Indonesia, Malaysia, Singapura unjuk kebolehan. Sebagai negerinya para pujangga tentu Riau menjadi pusat perhatian tersendiri bagi pengunjung.



Kehadiran Alhaj Aris Abeba yang diselingi alat musik yang dimainkan Parulian, Fitrahar dan Qory Islami menjadi pembuka sajak dari Indonesia. Tak lama kemudian, H Dheny Kurnia naik ke panggung dan memanggil beberapa penyair Riau seperti Herman Rante, Griven H. Putera dan Zamhir Arifin.

Griven H Putera yang kerap disapa Hes melantunkan sajak dengan cuca atau mantera sufistik. Tiga sajak yang dicucakan Griven membuat acara semakin meriah.

Tiga sajak Griven berjudul Hak, Sampai dan Kembali. Amesa Aryana, Hanif Muis (pemain teater) serta Madi (pemusik) memberikan suara latar sufistik yang kuat dan sublim.

“Jika nanti ayahanda ke Pekanbaru, tolong ananda bacakan lagi sajak tadi dan khususkan buat ayahanda sendiri ya,” katanya.

Setelah Griven tampil, Gagak Kota yang biasa dijuluki Herman Rante yang juga merupakan Dekan di Universitas Lancang Kuning membuat suasana semakin menarik.

Pada pertunjukan penyair Riau tersebut, acara ditutup oleh H Dheni Kurnia. Acara pentas seni ini bermanfaat khususnya untuk Riau sendiri. Kegiatan ini patut menginspirasi Tradisi teater Melayu. Seni dari masa lampau, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.(Kepada Pers)

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan