Teduh Marun: Puisi Ade Puspita Ningsih

14

Terurai bayu marapal anggun
Terduduk empuan dalam tirai gurun
Menghidu luka yang semakin marun
Masak dan kering bertahun-tahun
Dilindung kukuh kain tenun
Disembunyikan tak sadar rimbun
Berjurai diam tak minta ampun
Separuh pualam saksi berembun

Sungguh pandai si empuan jelita
Menghardik setapak penjerat raga
Diasuhnya pelik meremas sukma
Tiada tahu selain pemilik jiwa
Mata teropong pun enggan bertanya
Sudah tahu tawanya sengsara
Tak perlu lagi kabar berita

Pekik langit merah padam
Menganga napasnya ratapi dendam
Pada-Nya bermunajat siang malam
Pelihara ruang bulir diperam
Harap yang Esa beri tenggelam
Pada luka yang nian tajam
Sudahi diam sembunyikan kelam

Berita Lainnya

Sepinggan kisah pada yang dicinta
diberi luka habis kuasa
Kuntum di taman melamun seraya
Hulu mana empuan jelita
Sanggup tegar berkelana
Bawa kisah usang seorang saja
Mungkin yang disana telah melupa

Sepinggan kisah sudah berdebu
Mengerang dalam teduh matamu
Luas hati mendedah yang semu
Biar dicabik waktu menyeru
Tak perlu ada yang tahu
Dahayu luka telah membiru
Dilihai diam meski jemu

Rokan Hulu, 15 Januari 2025

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan