Panggilan Senja | Puisi : Bambang Kariyawan, Ys

52
Tulisan Terkait

Loading

Panggilan Senja 

malam selalu menyisakan tabir
tersingkap lirih berirama pekat
redup bersama ombak kelip dibuai ambing
cahaya atas cahaya hampir pudar
diselimut malam
berganti fatamorgana yang gilar
namun sunyi redup satu persatu
digelayut angin ada yang memanggilku
hambar tak berwarna
dalam bola mata yang hampa
gamang berteman senja,
menjauh dari fajar
embun pagi yang biasa meneteskan asa
tak bisa lagi kurangkul
lelah malam telah hilang
berganti resah yang membeku
ada yang memanggil
dalam segaris senyumku yang diam
bibir ini kupaksakan menyungging
semangat walau kabut menanti maut
kaki dan tanganku mencengkeram nyawa
agar tak melesat kelangit
pejaman mata kutahan
menatap uluran-uluran tangan tak berwujud
ada yang memanggilku
dalam daun-daun jingga
yang menggulungkan kenangan
kilas balik menyaksikan butiran amal
yang terserak dalam karang-karang
membatu riak catatan waktu
bertebaran dilautan usia hampaku
ada yang memanggilku diujung waktu
yang terkapar dalam palung terdalam
ada yang memanggilku
ada yang menyapaku
ada yang merangkulku
tak habis menyentakku
dalam sunyi
hingga tamparan tak bernyawa
menerjangku kedataran senja


2016

Biodata : Bambang Kariyawan Ys, kelahiran Tanjung Uban, 9 Mei 1971. Bekerja sebagai guru SMA Cendana Pekanbaru. Aktif dalam organisasi kepenulisan Forum Lingkar Pena Riau. Telah menerbitkan dua buku kumpulan puisi tunggal, Lelaki Pemanggul Gurindam dan Simfoni Bernada Satu, serta puluhan antologi puisi bersama penyair. Penerima Penhargaan Acarya Sastra dari Kemendikbud 2019. WA: 08117595971.

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan