

Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri mengadu
Pasal 1 Gurindammu kini dilupakan
Anak negeri lupa memegang agama
Telah lupa apa itu makrifat
Tidak yakin bahwa masih ada kehidupan akhirat
Lidahpun sudah keluh menyebut Asma Allah
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri mengeluh
Pasal 2 Gurindammu kini hilang
Anak negeri sudah tak ingat
Kalau rukun Islam ada lima
Yang kini diingatnya hanya angka dan rumus
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri berkata
Pasal 3 Gurindammu kini buta
Anak negeri sudah tak mampu lagi mengendalikan
Mata, kuping, lidah, tangan, perut, anggota tengah dan kaki
Anggota-anggota itu dibiarkan lepas seperti angin bertiup
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri berteriak
Pasal 4 Gurindammu kini tertusuk
Anak negeri telah menusukkan panah dalam hatinya
Sehingga hati menjadi mati
Dengki, umpat, marah, bohong, bakhil, berkata kotor, dan takbur
Telah mengkarati hati yang seharusnya bersih
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri bertutur
Pasal 5 Gurindammu kini luntur
Anak negeri semakin angkuh
Tidak mau lagi belajar dari orang lain
Tidak mau lagi melihat budi dan bahasa
Tidak mau lagi bertanya dan belajar
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri bertanya
Pasal 6 Gurindammu kini kemana?
Anak negeri sudah tidak lagi bisa mencari
sahabat, guru, isteri, kawan, dan abdi
Anak negeri hanya sibuk mencari kepuasan diri
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri mengeluh
Pasal 7 Gurindammu kini luluh
Anak negeri tidak lagi mampu bertutur kata dengan santun
Terlalu banyak menjual kata yang keluar hanyalah kata-kata tak bermakna
Kata-kata menyakitkan sehingga membuat orang hilang rasa menghargai
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri bermadah
Pasal 8 Gurindammu kini pecah
Anak negeri sudah lupa untuk menghargai dirinya
Anak negeri hanya mampu memuji dan menyanjung diri
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri mengingat
Pasal 9 Gurindammu kini tersengat
Anak negeri lupa kalau syaitan itu musuh
Tapi banyak yang menjadikannya kawan sejati
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri meminta
Pasal 10 Gurindammu kini terbata-bata
Anak negeri sudah lalai akan keberadaan bapa, ibu, anak, isteri dan kawan
Lalai kalau Allah akan murka
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri bimbang
Pasal 11 Gurindammu kini terombang-ambing
Anak negeri lupa untuk berkehendak
Kehendak untuk memegang amanat
Tuanku Raja Ali Haji
Izinkan anak negeri bertitah
Pasal 12 Gurindammu kini hilang
Anak negeri lupa mengingatkan pemimpin
Seolah lupa mana kasa dan mana cindai
Tuanku Raja Ali Haji
Maafkan anak negeri
Gurindammu kini benar-benar kandas
Pekanbaru, 2011 dan 2022
Bambang Kariyawan Ys, Kepala SMAS Cendana Mandau. Aktif dalam organisasi kepenulisan Forum Lingkar Pena Riau dan Redaksi Tirastimes. Penerima Penghargaan Acarya Sastra dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019 dan Penghargaan Tokoh Bahasa dan Sastra dari Balai Bahasa Provinsi Riau Tahun 2020. Karya puisi buku tunggal “Lelaki Pemanggul Gurindam” dan “Simfoni Bernada Satu” serta puluhan antologi bersama penyair. WA: 08117595971.
Keren Pak. Luar biasa. Sukses selalu ya Pak.